Harga Gabah di Kota Sukabumi Turun Pasca Panen

dkp3 Kota Sukabumi
Kepala Dinas Ketahahan Pangan, pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Andri Setiawan saat memanen padi.

LEMBURSITU – Harga gabah di Kota Sukabumi mengalami penurunan pasca panen. Saat ini harga gabah berada di angka Rp3.600 sampai Rp.4.000 per kilogram, sebelumnya harga biasanya sekitar Rp4.300 hingga Rp4.400 per kilogram.

“Setelah masa panen dibulan Juni dan Juli, harga gabah basah saat ini turun, yakni Rp3.600 per kilogram,”ujar Kepala Dinas Ketahahan Pangan, pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Andri Setiawan.

Bacaan Lainnya

Andri mengungkapkan, penyebab turunnya harga gabah tersebut, salah satunya dipengaruhi oleh musim panen di daerah lain, dan permintaan pasar yang menurun. Sehingga banyak rumah makan yang terbatas bukanya selama masa PPKM Darurat.

“Selain itu juga daerah pantura di bulan Juni dan Juli juga sedang musim panen raya, dan hal tersebut berpengaruh juga terhadap penawaran dan permintaan,”ungkapnya.

Bahkan lanjut Andri, harga gabah basah saat ini di kisaran Rp3.600 sampai Rp4.000 per kilogram, tergantung dengan lokasi sawah juga. Seperti halnya dengan wilayah Kecamatan Lembursitu kualitas hasil padinya cukup bagus, sehingga harga gabahnya juga tergolong tinggi, berbeda dengan wilayah Kecamatan Cibeureum , nilai jual gabahnya bisa diantara harga gabah saat ini. “Tapi bagaimana dengan komitmen dari awal antara petani dan si pembeli gabah tersebut,”terangnya.

Yang jelas kata Andri, pihaknya berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan pangan dimasa pandemi Covid-19. “Kita akan terus pantau ketersediaan akan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dimasa pandemi ini, terutama saat PPKM Darurat,”terangnya.

Andri mengatakan, saat ini untuk jenis pangan beras tergolong aman. Pasalnya, beras yang masuk dari luar Kota Sukabumi mencapai 200 ton per harinya, sedangkan untuk memnuhi kebutuhan hanya 130 ton per hari, dan per tahun mencapai 33 ribu ton.

“Kalau pangan jenis beras hingga saat ini aman, sebab Kota Sukabumi mendapatka suplai dari daerah lain. Seperti Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan karawang, “pungkasnya. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *