Tetapi, karena dinas tidak memiliki anggaran karena adanya Copid-19 akhirnya sepakat meminjamkan alat berat untuk mengangkut sampah yang sudah menumpuk di lokasi yang hendak dibangun dengan kesepakatan bahwa anggaran untuk biaya transportasi dan lainnya kami yang menanggung,” ujarnya.
Awalnya, PT TBI menargetkan pemindahan sampah tersebut dapat diselesaikan pada Juli lalu. Namun, tidak sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan.
“Pada Juli diperkirakan sudah selesai, tapi pada kenyataannya belum selesai karena memindahkan sampah itu lebih berat dibandingkan dengan pengangkutan tanah,” ucapnya.
Menurut Karel, seharusnya PT TBI bekerja hanya melaksanakan pembangunan tanggul, bio membran, kolam UPL dan fasilitas penunjang pembangunan lainnya. “Karena itu, pengangkutan sampah ini kami anggap sebagai CSR perusahaan kami,” imbuhnya.
Kendati demikian, sambung Karel, progres pembangunan TPA Cikundul ini bakal dapat diselesaikan sesuai dengan waktu pengerjaan yang sudah ditetapkan. “Meski ada kendala seperti ini, kami optimis pembangunan bisa selesai dengan tepat waktu,” pungkasnya. (bam/t)