Lapas Nyomplong Over Kapasitas, Siapkan Berbagai Resolusi

Kasi Binadik dan Giatza Lapas Klas IIB Sukabumi, Irfan Rizki

SUKABUMI – Sekitar 70 persen warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Sukabumi merupakan pelaku kasus narkoba. Puluhan warga binaan terpaksa di pindahkan ke Lapas terdekat sehingga kapasitas di Lapas Klas IIB Sukabumi tidak terlalu over.

“Saat ini jumlah warga binaan yang ada di Lapas sebanyak 452 orang,” sebut Kasi Binadik dan Giatza Lapas Klas IIB Sukabumi, Irfan Rizki Prasetyawan kepada wartawan disela-sela kegiatan arahan dari Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM melalui video conference dengan tema membangun sinergitas media terkait program resolusi pemasyrakatan 2020, kamis (27/2).

Bacaan Lainnya

Kendati demikian, pihaknya telah menyiapkan berbagai resolusi. Salah satunya, yakni masalah overkapasitas Lapas. Di mana daya tampung Lapas Sukabumi hanya 200 orang, namun kini mencapai 452 orang. Oleh karena itu dilakukan pemindahan sebanyak 10 orang ke Lapas Warungkiara Kabupaten Sukabumi.

“Oleh karena itu dilakukan pemindahan sebanyak 10 orang ke Lapas Warungkiara Kabupaten Sukabumi,” sebutnya.

Di Lapas Sukabumi juga, lanjut Irfan, sudah terlaksanakan sebagian resolusi lainnya yakni deklarasi atau pencanangan 681 satker menuju wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM).

Kedua penyerahan remisi dalam proses pengurusan terkait persyaratan dan terdekat Idul Fitri dan 17 Agustus.

Selain itu program pengusulan pembebasan bersyarat dan cuti besar. Berikutnya penanganan overstaying terkait kelengkapan berkas.

“Pelatihan keterampilan dengan kegiatan kerja mebeler, hidroponik, sablon dan konstruksi bangunan,di mana yang pertama digelar yakni pelatihan mebeler kerjasama dengan dinas tenaga kerja,” sebutnya.

Upaya lainnya yakni pencegahan penyakit menular oleh tim kesehatan yang melakukan langkah pengecekan sanitasi. Selain itu penerimaan negara bukan pajak (PNBP) karena Sukabumi merupakan lapas industri bakso. “Produksi bakso sudah berjalan meskipun pemasaran baru di internal khususnya pengunjung lapas.

Terakhir resolusi terkait layanan kunjungan yang akan menerapkan alur berbeda dengan sebelumnya. Hal ini mengacu pada pencapaian WBK dan WBBM,” pungkasnya. (upi/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *