Kedelai Mahal, Pengrajin Tahu Menjerit

CITAMIANG— Para perajin tahu dan tempe di Kota Sukabumi menjerit, hal itu lantaran harga kedelai sebagai bahan baku dasar di pasaran terlalu mahal. Salah seorang pengusaha tahu ‘Kuring Sukabumi’, Ali Rahman Alfarizi mengatakan, harga kedelai saat ini masih bertahan diharga Rp7.300 per kilogram (kg) yang semula Rp6.800 per kg.

Harga tersebut diperkirakan akan terus mengalami kenaikan. “Harga kenaikan kedelai ini sudah hampir tiga bulan tidak tetap, kadang turun, kadang naik. Dan sekarang stagnan diharga Rp 7.300 per Kg,” kata Ali kepada Radar Sukabumi, kemarin (27/4).

Bacaan Lainnya

Selain itu sambung dia, keberadaan kedelai ini pun terkadang sulit didapatkan. Terlebih kedelai yang digunakan para perajin umumnya adalah kedele impor dari Amerika Serikat. “Mungkin pengaruh harga dolar juga ya, jadi semuanya ikut naik,” terang dia.

Tidak hanya kedelai, harga garam yang menjadi salah satu penunjang pembuatan tahu tersebut dinilai memberatkan. Meski adanya penurunan, namun harga garam terbilang masih mahal.

Seperti halnya garam halu yang biasanya dibeli dengan harga Rp15 ribu per pak, kini mencapai Rp 45.000 per pack. Padahal sebelumnya sempat berada diharga 37.000/pack. “Serba naik, garam pun ikut naik. Bahkan harga kunyit pun ikut naik dan jarang juga,” tambahnya.

Dengan kondisi ini, membuat dirinya dilema karena kenaikan sejumlah kebutuhan tersebut. Disisi lain, dirinya tidak dapat tidak dapat mengurangi bahan baku dalam proses pembuatan tahunya. Meski harga mahal, jumlah bahan baku yang digunakan tetap sama seperti dulu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *