Harga Kedelai Meroket, Pungusaha Tahu Turun Omset

Tahu Kuring Sukabumi
Sejumlah pengusaha Tahu Kuring Sukabumi di Jalan Letda T Asmita RT2/RW2, Kelurahan Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang.

SUKABUMI — Meroketnya harga komuditas kacang kedelai di Kota Sukabumi, membuat pengusaha tahu dan tempe harus rela kehilangan banyak omset. Hal ini, seperti yang dirasakan Tahu Kuring Sukabumi di Jalan Letda T Asmita RT2/RW2, Kelurahan Gedongpanjang, Kecamatan Citamiang.

Salah seorang pengusaha Tahu Kuring Sukabumi, Ali Rahman Al Fariz mengatakan, meski harga bahan baku tahu dan tempe saat ini seharga Rp12.000 perkilogram namun, harga tahu dan tempe tidak mengalami peningkatan.

Bacaan Lainnya

“Sampai saat ini, harga kedelai ini terus meningkat setiap harinya dikisaran Rp100 rupiah sampai Rp200 rupiah. Tapi, meki begitu saya belum berani untuk menaikan harga tahu dan tempe,” kata Ali kepada Radar Sukabumi, Minggu (13/3).

Ali menerangkan, saat ini Tahu Kuring Sukabumi masih membandrol harga dikisaran Rp8.000 perbungkus. Pasalnya, jika terjadi kenaikan harga tahu dan tempe dikhawatirkan dapat mengurangi jumlah para pelanggan.

“Ya, khawatirnya pelanggan pada tidak menerima kalau harga tahu dan tempe ini dinaikan karena saat ini kan harga pokok lainnya juga meningkat seperti minyak goreng maupun harga komuditas lainnya. Karena itu, saya memutuskan untuk tidak menaikan harga,” terangnya.

Dari pada menaikan harga tahu dan tempe, sambung Ali, lebih baik Tahu Kuring Sukabumi ini kehilangan jumlah laba yang diterima setiap bulannya. Sebelumnya, jumlah laba perbulan dapat tembus hingga Rp300 juta. Mamun, saat ini hanya dikisaran Rp150 hingga Rp180 juta.

“Meski laba saat ini menurun drastis tetapi saya akan selalu bertahan karena saya juga memikirkan nasib para pegawai yang jumlahnya mencapai puluhan orang. Kalau tidak beroprasikan kasihan juga sama para pekerja harus mencari mata pencaharian lain,” imbuhnya.

Sementara itu, Kasi Pengawasan Barang Diskumindag Kota Sukabumi, Moh Rifki menambahkan, kenaikan harga kedelai ini akibat cuaca buruk la mina di Negara Argentina dan Amerika Selatan.

“Hal itu mengakibatkan harga kedelai pergantang naik dari 12 dolar AS menjadi 18 dolar AS. Penyebab lainnya adalah permintaan kedelai tinggi, terutama dari Negara China,” tembahnya.

Menurutnya, setiap hari Diskumindag bakal terus melakukan pemantauan di setiap pasar yang ada di Kota Sukabumi untuk memastikan stok barang tersedia. “Pantauan di pasar Jumat kemarin, stok mencukupi, hanya harganya saja yang mengalami kenaikan,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *