Kampus IPB Sukabumi Dorong UMKM Kembangkan Teknologi

dosen ipb
FOTO BERSAMA: Unsur kampus IPB Sukabumi saat mengunjungi UMKM di Kelurahan Limus Nunggal Kecamatan Cibereum dalam rangka program Dosen Mengabdi, belum lama ini. FT IST

SUKABUMI— Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Sukabumi kembali menggelar program Dosen Mengabdi, belum lama ini. Kali ini, program unggulan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB tersebut diikuti oleh dosen IPB yang terdiri dari empat orang diantaranya, Suhendi Irawan, Hendri Wijaya, Annisa Kartinawati dan Sazli Tutur Risyahadi. Adapun lokasi yang menjadi sasarannya yakni di Kelurahan Limus Nunggal Kecamatan Cibereum.

Dalam kesempatannya, Ketua Tim Dosen Mengabdi Reguler, Suhendi Irawan mengatakan, tujuan kegiatan dosen mengabdi ini untuk memberikan kesempatan kepada dosen dalam membantu masyarakat khususnya untuk melakukan alih teknologi dan memberikan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat berdasarkan kajian secara akademik.

Bacaan Lainnya

“Dalam kegiatan ini, kami memberikan oven pengering rengginang dan memberikan pelatihan materi manajemen produksi dan permintaan pelanggan sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapai usaha mikro kecil menengah (UMKM) Rengginang Barokah Kelurahan Limus Nunggal,” ujar Suhendi kepada Radar Sukabumi.

Ditambahkannya, pemilihan kelurahan Limus Nunggal ini merupakan salah satu kelurahan yang berada di lingkar kampus IPB Sukabumi. Kegiatan Dosen mengabdi kali ini merupakan tindak lanjut atas kegiatan pengabdian masyarakat sebelumnya. Di mana, berdasarkan kegiatan tahun lalu, teridentifikasi bahwa terdapat permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku UMKM, salah satunya olahan Rengginang Barokah.

“Mereka mengeluhkan seringnya terkendala cahaya matahari dalam proses pengeringan rengginang. Dengan hadirnya kami disana, berharap dapat memberikan solusi bagi mereka dengan menggunakan teknologi,” terangnya.

Menurut Suhendi, proses pengeringan rengginang seharusnya sudah tidak menjadi kendala di era tekhnologi yang sudah modern ini. UMKM seharusnya sudah menerapkan proses pengeringan rengginang dengan menggunakan mesin oven pengering, karena terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh seperti waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses pengeringan menggunakan cahaya matahari. “Dengan memanfaatkan teknologi, jumlah produksi yang didapatkan pun akan dicapai lebih banyak dan permintaan akan semakin terpenuhi dengan keuntungan penjualan yang semakin tinggi,” akunya.

Saat ini sambung dia, dengan sistem pengeringan menggunakan cahaya matahari rata-rata proses pengeringan dilakukan selama tiga hari atau bahkan harus dilakukan empat hari. Hal ini tentunya menjadi penyebab kadang terjadinya jumlah permintaan konsumen tidak dapat terpenuhi.

“Sangat jauh jika dibandingkan dengan proses pengeringan menggunakan oven pengering, proses pengeringan menggunakan oven pengering hanya memerlukan waktu dua jam sehingga hal ini tentu saja akan sangat membantu dengan signifikan dalam meningkatkan jumlah produksi. Selain itu, pengeringan dengan menggunakan oven dapat dilakukan 24 jam tanpa ketergantungan terhadap sinar matahari,” tambahnya.

Ketergantungan terhadap cahaya matahari merupakan kendala utama bagi UMKM. Jika dilihat dari permintaan pelanggan yang datang dari Sukabumi maupun berbagai kota luar Sukabumi seperti Tangerang, Bandung, Depok, Jakarta, Bekasi dan kota lainnya, di UMKM Rengginang Barokah memiliki sangat banyak permintaan, namun karena waktu produksi yang begitu lama membuat UMKM tidak dapat memenuhi seluruh permintaan dari pelanggan.

“Dalam sehari, produksi rengginang yang dilakukan hanya dapat memperoleh sekitar 100 bungkus dengan sistem pengeringan cahaya matahari. Hal ini sangat disayangkan karena jumlah permintaan dari pelanggan perharinya yang berada di atas 100 bungkus perhari sehingga harus terjadi lost order/kehilangan permintaan. Terlebih lagi disaat moment bulan Ramadan, permintaan dari konsumen akan meningkat tiga kali lipat sehingga para pengrajin UMKM rengginang harus menerapkan sistem kerja lembur dari beberapa bulan sebelumnya,” ungkap Seuhendi.

Diharapkan dengan penerapan oven pengering rengginang ini menjadi solusi atas permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM rengginang karena sistem pengeringan tidak hanya bergantung pada sinar cahaya matahari tetapi juga dapat menggunakan oven yang secara waktu dapat dilakukan jauh lebih cepat.

Ditambahkan Hendri, penerapan oven di UMKM Rengginang Sukabumi ini merupakan yang pertama sehingga diharapkan menjadi contoh bagi UMKM lainnya untuk menerapkan oven pengering rengginang agar proses pengeringan dapat dilakukan lebih cepat dan tidak hanya bergantung pada cahaya matahari sehingga permasalahan utama dapat terselesaikan. (cr3/t)

dosen ipb
FOTO BERSAMA: Unsur kampus IPB Sukabumi saat mengunjungi UMKM di Kelurahan Limus Nunggal Kecamatan Cibereum dalam rangka program Dosen Mengabdi, belum lama ini. FT IST

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *