Gratis, Penderita ODHA Malah Berhenti Konsumsi ARV

CIKOLE – Komisi Penanggulan Aids (KPA) Kota Sukabumi menyesalkan, perilaku orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang berhenti mengonsumsi obat antiretroviral (ARV). Padahal obat itu sudah digratiskan pemerintah.

“Sesuai Permenkes No. 21 Tahun 2013, obat bagi penderita ODHA itu sudah digratiskan tapi di lapangan banyak dari penderita malah berhenti mengonsumsinya,”ungkap Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi melalui keterangan resminya kepada Radar Sukabumi.

Bacaan Lainnya

ARV sangat dibutuhkan pasien HIV-AIDS, untuk dapat memperlambat perkembangan virus di tubuhnya.
“Menghentikan obat ARV dpt membahayakan mereka, karena virus dapat kembali memperbanyak diri dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh,”tegasnya.

Setelah ditelaah, banyak faktor yang membuat mereka berhenti mengonsumsi obat tersebut.
“Ada beberapa faktor seperti ekonomi, stigma dan diskriminasi dari masyarakat, peran keluarga sangat penting untuk mendorong penderita agar terus menkomsumsi obat itu,”bebernya.

Diakui Fahmi, lembaga yang dipimpinnya itu memiliki tugas yang cukup berat terkait ODHA. Sebab, penderita ODHA sudah tidak di tataran kunci lagi. Melainkan tataran umum.

“Hari ini KPA punya tugas berat bahwa penderita HIV/AIDS bukan hanya di tataran kunci lagi, melainkan sudah ke tataran umum seperti ibu rumah tangga, ibu hamil bahkan balita,”tegasnya.
Kondisi itu diperparah dengan masih banyaknya masyarakat yang mendiskriminasikan mereka.

“Saya prihatin, hingga kini berbagai bentuk diskriminasi dari masyarakat terhadap penderita ODHA di Kota Sukabumi masih terjadi,”katanya.

Selama tujuh tahun terakhir (2000 sampai 2017), Fahmi mengatakan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi bahwa di Kota Sukabumi terjadi 1.235 kasus HIV/AIDS. Sedangkan selama 2017 hingga November, jumlahnya mencapai 135 kasus.

Ia menilai peran masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS di lapangan sudah mulai terlihat. Meski banyak dari mereka yang menutup pengetahuan terhadap HIV/AIDS. “Sebagian besar masyarakat kita sudah paham terhadap HIV/AIDS,”tambahnya.

Penyuluhanpun terus dilakukan ke seluruh wilayah Kota Sukabumi. “KPA berupaya menyadarkan masyarakat terkait informasi HIV/AIDS, di mana masih dijumpai di masyarakat masih ada diskriminasi terhadap penderita ODHA,”pungkasnya.(Cr17/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *