Awas Bencana Longsor

SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mengimbau seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan.

hal ini akibat kerap terjadi pergerakan tanah dan longsor di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi. Ungkapan itu disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami.

Bacaan Lainnya

Ia menyebutkan, kemarau panjang yang terjadi selama beberapa bulan terakhir membuat tanah menjadi rengkah, gembur dan retak-retak. Sehingga dapat menimbulkan pergerakan tanah dan longsor ketika diguyur hujan deras.

Dari data yang tercatat di BPBD Kota Sukabumi, terhitung pada periode September 2017, terdapat empat bencana alam yang diakibatkan oleh peralihan cuaca. Seperti pada Sabtu 23 September 2017 sekira pukul 17.00 WIB, telah terjadi bencana longsor di Kampung Ciaul Pasir, RT 4/9, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole.

Akibatnya, pondasi dan teras rumah warga mengalami longsor dan terancam amblas.

Sedangkan pada Minggu 24 September 2017 sekira pukul 13.00 WIB, longsor terjadi di Jalan Gunungkarang, RT 2/9, Kelurahan Limusnunggal. Akibatnya sebuah talud yang berfungsi untuk tembok penahan tanah (TPT) jalan roboh sepanjang 15 meter dengan tinggi sekitar 1 meter.

Sementara, pada Senin 25 September 2017, longsor juga menerjang di Kampung Warungkalapa, Kelurahan Lembursitu. Bencana ini mengakibatkan dinding talud sepadan sungai mengalami longsor hingga mengakibatkan saluran irigasi rusak. Padahal, irigasi tersebut untuk mengairi pesawahan warga dengan luas sekitar 20 hektare mengalami kerusakan hingga sawah milik warga itu tidak bisa ditanami padi.

Pada Rabu 27 September 2017 sekitar pukul 05.10 WIB, longsor menghantam Jalan Taman Bahagia, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong. Sebuah tembok pembatas bangunan ambruk hingga menimpa rumah bagian atap yang berada di ruang dapur.

Sementara, bencana pada Oktober 2017, terjadi di wilayah RT 4/2, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Selasa 3 Oktober 2017 sekitar pukul 04.15 WIB sebuah bangunan rumah mengalami kerusakan di bagian dinding dan genting beserta plafon.

Bencana itu setelah diterjang hujan deras dan angin yang lebat. Peristiwa serupa terjadi pada Sabtu 7 Oktober 2017 sekitar pukul 18.30 WIB di Kampung Malingping, RT 2/3, Kelurahan Situmekar. Hal ini mengakibatkan sebuah rumah yang diisi sebanyak enam jiwa ambruk. Sedangka pada Selasa 10 Oktober 2017, sebuah pagar tembok mengalami ambruk di Lapang Sepak Bola Pasir Pogor RW 8.

“Bencana yang diakibatkan oleh peralihan dari cuaca ini, perlu diwaspadai. Karena, hal tersebut dapat berpotensi terhadap bencana longsor dan banjir. Untuk di wilayah Kota Sukabumi, peralihan cuaca ini, terjadi sejak September. Namun, pada Oktober sekarang intensitas curah hujan tergolong tinggi.

Sehingga dapat memicu terjadinya bencana,” jelas Zulkarnain saat di sambangi Radar Sukabumi di kantor BPBD Kota Sukabumi, Rabu (10/10).

Julkarnaen juga menganjurkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar tetap siaga setiap saat. Karena kondisi cuaca saat ini, tingkat bencana diprediksi akan terus meningkat.

Sebab, salah satu upaya untuk meminimalisir terjadinya bencana di musim penghujan ini, masyarakat yang tinggal di dekat air sungai diharapakan dapat membersihkan sampah-sampah yang berserakan.

Selain itu, bagi warga yang tinggal di lereng bukit, agar siaga dan meningkatkan pengamanan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) di wilayahnya masing-masing.

“Dari seluruh kecamatan yang ada di Kota Sukabumi, terdapat tiga kecamatan yang berpotensi terhadap terjadinya bencana di musin penghujan ini. Diantaranya, Kecamatan Gunungpuyuh, Baros dan Cikole.

Sebab, daerah tersebut merupakan wilayah di dataran tinggi dan kontruksi tanahnya sangat labil. Apalagi, jika dilihat dari sisi tupograpi tingkat kemiringan tanahnya mencapai di atas 15 derajat,” bebernya.

Ia mengaku, cuaca saat ini sulit diprediksi. Sehingga untuk warga yang tinggal di wilayah rawan bencana dihimbau agar tetap waspada dan segera mengungsi jika melihat tanda-tanda alam akan terjadi bencana.

“Upaya kita mempersiapkan penyuluhan kesiapsiagaan bencana tentang cuaca ekstrim. Selain itu, kami juga berencana membuat tim reaksi cepat seperti dinas kesehatan, sosial , perhubungan PMI dan tim lainnya, untuk membantu mengantisipasi terjadinya bencana,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua BPBD Kota Sukabumi, Hanafie Zain mengatakan, seluruh warga agar wasapada terhadap kondisi cuaca ekstrim yang saat ini tengah melanda wilayah Kota Sukabumi.

“Warga harus tetap waspada terhadap perubahan cuaca saat ini yang ditandai curah hujan tinggi dan angin kencang. Kami mengimbau warga yang menempati daerah rawan bencana seperti tempat kemiringan, pebukitan untuk waspada,” jelas Hanafie yang juga menjabat sebagai Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi.

Menurutnya, langkah antisipasi tersebut perlu dilakuka, agar terjadi kekurangan resiko bencana. Untuk itu, apabila terjadi hujan secara terus menerus, diharapkan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana seperti tanah longsor dan banjir untuk wasapada.

“Sebab dapat saja sewaktu-waktu dengan kondisi cuaca seperti itu akan terjadi banjir dan tanah longsor,” katanya.

Apalagi jika dengan kondisi cuaca tersebut diperburuk oleh drainase yang kurang baik serta terjadi penyumbatan dan pembuangan sampah sembarangan. Dengan kondisi yang seperti ini akan membuat potensi terjadinya banjir.

“Masyarakat juga diimbau untuk membersihkan drainase supaya tidak tersumbat serta jangan membuang sampah sembarangan,” imbuhnya.(cr13/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *