Hindari Tabdzir dan Ishraf Selama Ramadan

dr.Heri Heriyanto, MM Direktur, RSI Assyifa Sukabumi

Bismillahirrahmaanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ramadan adalah bulan yang di rahmati Allah, bulan dimana turunnya Al – Qur’an, bulan yang penuh ampunan dan disebut juga sebagai bulan Tarbiyah (Pendidikan).

Bacaan Lainnya

Di bulan Ramadan ini kita diwajibkan berpuasa yang pada intinya menahan hawa nafsu termasuk dari sifat–sifat yang berlebihan dan mubadzir, seperti saat berbuka puasa terkadang kita tidak bisa menahan diri untuk menyediakan aneka hidangan sebagai hidangan untuk berbuka puasa.

Kebanyakan dari kita pada saat berbuka puasa tidak menghabiskan hidangan–hidangan tersebut, yang pada akhirnya sebagian dari makanan tersebut akan terbuang.

Faktanya selama bulan Ramadan ini peningkatan sampah mencapai sampai 20 persen sebanyak 40 persen berasal dari sisa makanan dan 15 persen berasal dari sampah plastik. Begitu banyak sampah selama kegiatan bulan Ramadan ini.

Indonesia termasuk kedalam Negara terbesar ke lima yang dimana sekarang ini meningkat menjadi peringkat ke dua sebagai penghasil sampah sisa makanan, dimana dampak dari sampah–sampah ini menjadi sarang penyebaran bibit penyakit, seperti diare, tipus, demam berdarah, malaria, dan sebagainya.

Bahkan sampah-sampah ini sudah mencemari air dan banyak bukti hewan mati karena pencemaran sampah, dari ikan yang mati karena terjebak dalam wadah plastik, burung yang mati karena memakan sampah karet, bahkan ikan paus mati karena dalam perut terdapat 6kg sampah plastik yang tidak dapat dicerna.

Bahkan hasil penelitian menyebutkan bahwa laut kita sudah terlarut molekul-molekul sampah, jika dilaut sebagai muara dari sungai-sungai, maka bagaimana kondisi sungai sebagai hulunya?

Dampak pencemaran sampah terhadap lingkungan ini dapat meningkatkan angka kesakitan di masyarakat yang lingkungannya tercemar. Saat ini pergeseran penyakit infeksi ke penyakit degeratif dan kanker terjadi salah satunya disebabkan oleh pencemaran lingkungan.

Dan peristiwa hari ini sudah tertulis dalam QS. Ar – Rum : 41 yang artinya

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”

Konon setiap orang penduduk di Indonesia, minimal membuang dua kantong plastik setiap hari yang berarti dalam sehari tidak kurang dari lima ratus juta kantong plastik begitupun dengan penggunaan sedotan bisa dibayangkan berapa banyak sampah yang terkumpul selama kegiatan bulan Ramadan ini saja?

Tidak terbayangkan sampah-sampah itu akan merusak lingkungan kita baik darat, sungai dan laut.

Andai saja, sebagai umat Islam bisa menahan diri dari hal-hal yang bersifat mubadzir maka setidaknya kita bisa mengurangi jumlah atau menggunakan sampah-sampah tersebut (daur ulang).

Firman Allah dalam QS. Al-Isro : 26 yang artinya “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”

Bahkan berkat hal ini, Majelis Ulama Islam (MUI) mengeluarkan fatwa No. 42 tahun 2014 yang dimana setiap muslim wajib menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan barang-barang untuk kemaslahatan serta menghindari dari berbagai suatu perbuatan tabdzir dan ishraf.

Untuk itu, adapun hal-hal yang perlu kita lakukan untuk mengurangi sampah-sampah tersebut yakni dengan, Menahan diri saat berbuka untuk tidak membeli banyak makanan.

Kedua, setiap makanan yang dihidangkan harus dihabiskan dan jangan sisakan makanan.

Ketiga, hindari membeli makanan dengan plastik/kemasan.

Keempat, ketika berbelanja baiknya membawa keranjang belanja sendiri. Terakhir, memilah sampah agar dapat di daur ulang dan digunakan kembali. Wallahu’alam

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *