Tiga Tahun Kampung Pamuruyan Kumuh, Program Kotaku untuk Siapa?

SEADANYA: Petugas sampah di Desa Pamuruyan, nampak menggunakan gerobak seadanya untuk mengangkut sampah.

KABUPATEN SUKABUMI — Sudah tiga tahun ini, pemukiman warga di Kampung Pamuruyan, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak nampak kumuh. Padahal Kecamatan Cibadak masuk pada program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).

Namun faktanya, setiap pojokan rumah warga, tumpukan sampah sangat mudah ditemukan. Tak heran bila sepanjang lingkungan ini bau menyengat dan mengganggu kesehatan.

Bacaan Lainnya

Dari informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, kondisi kumuh itu sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir hingga kerap mengganggu penciuman warga setempat. Ini akibat minimnya gerobak pengangkut sampah. Warga RW 01 dan RW 09 selama ini hanya mengandalkan satu gerobak untuk mengangkut sampah dari pemukiman ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Namun gerobak sampah itu tidak bisa sepenuhnya diandalkan, karena kerap mengalami kerusakan. “Karena sering rusak, jadi ngangkut sampah warga juga tidak bisa dilakukan secara rutin,” kata petugas kebersihan Kampung Pamuruyan, Dedih Suhendar (55) kepada Radar Sukabumi, kemarin (11/2).

Maklum saja, lanjut Dedih, gerobak yang ada hanya terbuat dari kayu seadanya sehingga tidak dapat bertahan lama. Hal inilah yang mengakibatkan sering terjadinya penumpukan sampah di pemukiman warga. “Selain terbuat dari kayu, gerobak ini juga sudah cukup lama sehingga keadaanya sering rusak,” tuturnya.

Menurutnya, warga berinisiatif membuat gerobak kayu itu untuk kepentingan pengangkutan sampah setiap hari. Sebab dirinya meminta pemerintah terkait agar memberikan bantuan untuk pengadaan gerobak sampah supaya tidak terjadi penumpukan. “Ya, tentunya perlu ditunjang oleh pemerintah agar ada pasilitas untuk pengangkutan sampah,” pintanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *