Ade Dasep : Satu Kesulitan Mustahil Mengalahkan Dua Kemudahan

MENYANTUNI : Pendiri sekaligus penanggungjawab Baldatun Center Ade Dasep Zaenal Abidin saat menggelar kegiatan rutin Jumling di Mesjid jami Baetul Mukminin RW 13 Desa Sekarwangi Kecamatan cibadak.

SUKABUMI — “Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan” adalah perkataan sahabat nabi Al-Harits bin Rab’i lebih dikenal dengan Abu Qotadah. Istilah itu cocok untuk direnungi oleh masyarakat saat ini disaat masa pandemi corona yang masih belum pergi dari kehidupan kita sehari-hari. Hal itulah yang dikatakan Pendiri sekaligus penanggungjawab Baldatun Center Ade Dasep Zaenal Abidin saat menggelar kegiatan rutin Jumling di Mesjid jami Baetul Mukminin RW 13 Desa Sekarwangi Kecamatan cibadak.

“Ketika kesulitan masuk kedalam sebuah lobang kecil, maka dua kemudahan akan mengikutinya. Itu adalah kepastian Allah dalam firmannya, dimana ada kesulitan maka ada kemudahan. Maka saya selalu memberikan motivasi kepada masyarakat agar bangkit bersama di tengah pandemi ini, “ujar Ade Dasep usai menyantuni anak yatim di Masdji ke-34 sekaligus membagikan masker Jumat (25/09) kemarin.

Bacaan Lainnya

Apa yang dikatakan dirinya merupakan isi dari Alquran yang selama ini menjadi kitab satu-satunya di Bumi untuk umat manusia khususnya umat islam. Sudah ada 2,823 Alquran yang diwakafkan, ini sebagai bentuk dorongan masyarakat agar bisa kembali kepada Alquran dalam menghadapi segala situasi dalam kehidupan.

“Alquran bukan hanya sejarah zaman lalu, tetapi merupakan cerminan masa depan. Bahkan apa yang akan terjadi dan sudah terjadi didalam Alquran sudah lengkap. Nah, sekarang tinggal bagaimana kita mau melanjutkan belajar memahami Alquran secara baik, “terangnya.

Tak hanya itu dirinya juga mengajak masyarakat untuk bersabar dengan segala kondisi pandemi saat ini, kaena Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan dan barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.

“Didalam syair Arab dikatakan, “Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya, namun akhirnya lebih manis daripada madu, perjuangan memberanikan diri adalah sikap saya dalam setiap menjalankan program untuk terus dilanjutkan, “tegasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, namun semua itu tergantung kepada hidayah di hati masing-masing. Hidayah itu hanya milik Allah. Rasulullah pun tak bisa berbuat apa-apa saat sang paman, Abu Tholib, yang begitu dicintainya di akhir hayatnya tak mengucapkan syahadat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *