CISAAT – Rumah semi permanen milik Dedeh (68), janda tua asal Kampung Kutatengah, RT 11/04, Desa Kutasirna, Kecamatan Cisaat ambruk setelah dihantam tebing jalan. Beruntung, saat kejadian Sabtu (11/11) lalu, wanita berusia senja yang hidup sebatangkara itu tengah berada di luar rumah. Hanya saja, dua ruang kamar miliknya rusak parah akibat diterjang tebing dan akses jalan desa lumpuh tertutup material longsor.
“Sebelum kejadian, hujan disertai angin kencang cukup lama mengguyur, tidak lama kemudian suara cukup keras terdengar saat material tanah menghantam rumah,” aku Dedeh.
Menurut Dedeh, karena ruangan tempat tidurnya rusak parah, maka untuk sementara ia akan tinggal di ruang tengah, yang masih tersisa. Meskipun ia mengaku was-was, jika longsor susulan kembali terjadi.
“Emak sebenarnya takut ada longsor lagi, tapi mau gimana lagi rumah tetap harus diisi,” ucap mak Dedeh.
Sementara itu, relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Cisaat, Imam Ismail menambahkan, taksiran kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp25 juta. Adapun untuk untuk solusi, pihaknya bakal berkoordinasi dengan Pemdes dan Muspika Cisaat.
“Kami koordinasi dengan Muspika, untuk perbaikan nanti bakal dirundingkan terlebih dahulu dengan Muspika,” tambah Imam.
Dugaan sementara, tanah dengan struktur yang labil dengan intensitas guyuran hujan menjadi faktor penyebab ambruknya jalan desa tersebut yang kemudian menimpa rumah mak Dedeh.
“Memang sebelum kejadian, hujan turun cukup lebat dengan waktu yang cukup lama. Jadi, jalan desa dengan kontur tanah labil itu tergerus air hujan dan material tanahnya menimpa rumah,” terangnya.
Bagi masyarakat saat kondisi cuaca seperti ini, diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati. Terutama bagi warga yang berada di daerah tebing, rawan pohon tumbang dan rawan potensi banjir.
“Masyarakat harus tetap berhati-hati, pencegahan juga harus di lakukan dan informasikan secepatnya kepada pemerintah setempat agar cepat ditangani,” pungkasnya. (ren)
