“Jadi di Indonesia ini gerakan desa wisatanya begitu meningkat. Mulai dari Rp123 Miliyar pada 2017 meningkat pada 2018 menjadi Rp229 Miliyar. Setelah itu, pada 2019 berlipat meningkatnya menjadi Rp552 Miliyar,” paparnya.
Untuk itu, paradigma baru dalam pembangunan pariwisata ke depan perlu dipahami dan harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Seperti kapasitas SDM pariwisata dan daya dukung lingkungan citra pariwisata yang berdaya saing.
“Selain itu, kita juga harus mampu promosikan daerah ini, agar menjadi daya tarik para wisatawan, baik lokal, domestik hingga wisatawan dari manca negara,” timpalnya.
Selain itu, pembangunan pertanian harus bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Untuk itu, dalam mendongkrak semua ini, progam pertama yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi diantaranya, pembangunan infrastruktur dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi di wilayah desa, membangun potensi dan menyadari potensi yang harus dipasilitasi oleh Kementrian Desa, melakukan pemahaman desa dan memudahkan warga melihat desa-desa se Indonesia, akan memajukan prodak yang dibuat oleh warga desa se Indonesia.
“Semoga dengan adanya sinergitas Kota dan Kabupaten Sukabumi ini, dapat menjadi motivasi dalam mendukung progam pemerintah. Yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sukabumi,” paparnya.
Masih ditempat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengucapkan selamat datang kepada Wakil Menteri Desa PDT dan Tranmigrasi RI, Budi Arie Setiadi bersama rombongannya yang sudah menyempatkan waktunya untuk melakukan kunjungan kerja ke Sukabumi.
“Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kami karena Pak Budi bisa hadir ke wilayah Jawa Barat dan kehadirannya dapat membawa berkah dan manfaat, khususnya untuk insan-insan pertanian di Sukabumi,” katanya.
