Pemkab Minta Nelayan Beternak Ikan Tawar

CISOLOK— Untuk menunjang perekonomian nelayan, Pemerintah Kabupaten (pemkab) Sukabumi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi terus gencar menyebarkan sejumlah program bantuan benih ikan tawar dan budi daya benih cumi di wilayah Kabupaten Sukabumi.

Kasubag Program Dan Epaluasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi Sri Patmoko mengatakan, pihaknya tahun ini telah memberikan sebanyak 213.500 bibit ikan tawar dengan enam macam jenis ikan tawar kepada para kelompok.

Bacaan Lainnya

“Bantuan ribuan benih tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kususnya para petani budi daya ikan tawar di wilayah Kabupaten Sukabumi,”ujar Sri Patmoko ketika di temui di ruang kerjanya Jalan Raya Cisolok, kemarin (11/10).

Sri menuturkan, adapun jenis-jenis ikan tawar yang berikan kepada para kelompok/masyarakat petani budi daya ikan tawar, diantranya bibit ikan Nila Hitam sebanyak 41,000 ekor, Nila Merah 22,500 ekor, Nilem 35,000 ekor, Tambakan 25,000 ekor, Tawes 75,000 ekor, dan bibit ikan Soro 15,000 ekor. “Semua bantuan bibit ikan tersebut selain kepada para petani budi daya ikan tawar, juga kita tanam di muara-muata, kali, danau yang perlu di tanamani bibit ikan,”katanya.

Selain ikan tawar, Sri mengungkapkan, pihaknya juga sedang membina ratusan nelayan Bagan, untuk diberikan pelatihan dan bingbingan bagai mana Bagan nelayan di tengah laut bisa di manfaatkan untuk budi daya bibit cumi. Pasalnya, saat ini Bagan yang biasanya memiliki jaring tangkapan untuk ikan teri juga bisa di manfaatkan untuk menangkarkan bibit cumi.

“Saat ini ada sebanyak 800 lebih belayanan yang memakai Bagan, biasanya mereka (nelayan) menangkap ikan teri dengan mengunakan jaring yang berukuran besar, otomatis dengan seperti itu perkembangan ikan akan semakin menurun, untuk itu kita coba robah pola dengan di barengi penangkaran benih cumi agar bisa seimbang,”bebernya.

Namun dalam penerapan pola tersebut, Sri mengatakan, mendapatkan kendala dari segi adanya aturan Kementrian Kelautan Provinsi, dimana semua wewenang yang barkaitan dengan kelauran itu sekarang di pegang pusat. “Dengan aturan baru tersebut, kami di Kabupaten kesulitan untuk mengembangkan metode yang saat ini sudah berjalan, salah satunya di wilayah pantai Simpenan,”keluhnya.

Masih kata Sri, bayangkan saja satu Bagan bisa menghasilkan ribuan benih telur cumi setiap bulannya, bila ini terus di kembangkan tentunya bisa meningkatakan pendapatan nelayan tanpa harus mengandalkan tangkapan ikan teri. “Dalam saru bak dengan 5-6 cumi, bisa menghasilkan 5-6 rumah cumi, dalam satu rumah diperkirakan ada 100 benih telur, jika dikalikan 6×100 bisa menghasilkan 3000 bakal benih cumi,”katanya.

Untuk itu, Sri berharap metode ini bisa terus di kembangkan meski semua kewenangan ada di provinsi saat ini, namun dirinya terus membantu dalam sisi memberikan pelatihan kepada para nelayan yang ada di lepas laut Palabuhanratu. “Saya berharap hadapan para nelayan yang mempunyai bagan bisa diganti dengan rumah penakaran bibit cumi, selain menekan angka ekosistem habitat ikan laut yang ada, juga bisa menambah pendapatan mereka,”tandasnya.

 

(cr1/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *