20 Tahun Jalan Pasirkopo Rusak

HATI-HATI: Seorang pengendara sepeda motor nampak hati-hati saat melintas di jalan Kampung Pasir Kopo, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung.

NYALINDUNG – Puluhan tahun lebih, warga Kampung Pasirkopo, RT 4/6, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung terpaksa melintasi jalan rusak. Akibatnya selain membahayakan, juga perkembangan ekonomi warga di wilayah ini terganggu. Mereka pun berharap jalan utama milik desa itu segera diperbaiki.

Ketua setempat, Suanta (45) mengatakan, jalan yang merupakan akses utama warga menuju tempat publik ini, tidak pernah mendapatkan perbaikan jalan selama beberapa periode kepemimpinan kepala desa.

Bacaan Lainnya

“Sudah ada 20 tahun lebih jalan di sini rusak dan belum pernah diperbaiki. Kasihan kami di wilayah sini, padahal ini akses utama kami berktivitas,” jelas Suanta kepada Radar Sukabumi, kemarin (24/2).

Menurut Suanta, jalan yang rusak parah itu sepanjang 9, 5 kilometer. Sehingga tak heran bila di jalan rusak ini, sering terjadi kecelakaan. “Bahkan yang menyedihkan itu jika ada warga yang sakit atau melahirkan, mereka harus ditandu secara bergantian,” akunya.

Selama ini, kata Suanta, warga berinisiatif sendiri untuk memperbaiki jalan yang berada di atas bukit Kampung Pasirkopo, agar bisa dilewati kendaraan roda dua. “Jika panen raya, warga menutup sendiri jalan-jalan berlubang agar motor untuk mengangkut hasil panen bisa lewat. Kalau dibiarkan gak bakalan bisa lewat,” imbuhnya.

Kepala Desa Wangunreja, Ali Nurdin mengatakan, warga Kampung Pasir Kopo yang memiliki 36 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 120 orang ini, merupakan daerah terpencil yang ada di Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung.

“Lokasi perkampungan ini berada di perbatasan dengan Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Jampangtengah,” bebernya.

Ali pun membenarkan, akibat buruknya infrastuktur ini, selain menghambat laju pertumbuhan ekonomi warga juga telah menghambat warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Kalau ada warga yang hamil, pasti akan ditandu secara bergantian dengan jarak sekitar 8 kilo meter. Setelah menempuh jalan yang curam, baru bisa dibawa menggunakan mobil untuk dibawa ke bidan desa,” imbuhnya.

Menurut Ali, warga yang akan melakukan persalinan, akan ditandu oleh warga Kampung Pasirkopo dengan menggunakan sarung yang diikatkan pada bambu. “Pemerintah desa baru sebagian melakukan perbaikan jalan dengan cara ditembok.

Insya Allah pada pertengahan 2019, kita akan lanjutkan kembali perbaikan ini sesuai dengan jumlah anggaran yang ada,” pungkasnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *