Bukan COVID-19, Tapi Cuaca Pengaruhi Penjualan Ikan di TPI Palabuhanratu

KOMODITI LAUT: Berbagai jenis ikan di Tempat Pelelangan Ikan Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi.

SUKABUMI – Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi David Ibrahim menegaskan, pandemi Covid-19 tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan ikan nelayan.

Sebab hasil tangkapan ikan dipengaruhi cuaca, iklim dan hal-hal lainnya. Di sisi lain, pemasaran ikan di pasar lokal maupun ekspor sangat berpengaruh, karena konsumen berkurang.

Bacaan Lainnya

Sebagaimana hukum pasar, apabila produk banyak tetapi permintaan sedikit maka akan ada penurunan harga.

“Untuk pasar lokal seperti di sekitar sini (TPI) konsumen berkurang, apalagi pada saat libur lebaran biasanya ramai pembeli dari luar daerah sekarang berkurang. Sebab ada penutupan objek wisata dan penyekatan,” ujar David kepada Radar Sukabumi, Selasa (08/06).

Penurunan harga terutama ekspor, sambung dia, mencapai 30-40 persen. Itu jenis ikan tuna dan layur. Terutama jenis ikan tuna yang jatuh, karena eksprotir tidak bisa ekport tuna dan di pasar lokal juga jatuh di atas 50 persen harganya.

“Kalau untuk pasar lokal konsumen dari luar biasa datang ke pasar-pasar di TPI berkurang, sehingga pemasaran mereka terhambat terhadap konsumen. Ekspor kebanyakan ke Cina dan Jepang,” papar dia.

Menghadapi itu, David memaparkan ada program dan bantuan yang diluncurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI. Yaitu, cold storage berpendingin.

Ia menjelaskan, cold storage adalah ruangan atau gudang yang dirancang khusus menggunakan kondisi suhu tertentu dan digunakan untuk menyimpan berbagai macam produk terutama produk cepat rusak (perishable) dengan tujuan untuk mempertahankan kesegarannya.

“Dengan bantuan itu dapat membantu hasil tangkapan nelayan. Jadi ini merupakan pengelolaan pasca panen, ikan akan dibekukan, disimpan dulu, baru nanti diatur pengeluarannya,” imbuhnya.

Program pasca panen tersebut untuk menstabilkan harga, ketika harga jatuh, tetapi tidak terlau jatuh.

“Apalagi produk perikanan dan pertanian itu mudah rusak. Akibat mudah rusak seolah dipaksakan dijual,”tandasnya.(cr1/d)

Pos terkait