Bendungan Embah Dalem Jebol Perekonomian Warga Karadenan Terancam Lumpuh

CICANTAYAN – Bendungan Embah Dalem Sungai Cibaraja yang berlokasi di Kampung Karadenan, Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, ambruk didera air sungai yang meluap akibat tingginya curah hujan, beberapa waktu terakhir.

Akibat kejadian tersebut, kebutuhan irigasi bagi areal persawahan serta pengairan bagi usaha kolam ikan milik warga di tiga wilayah rukunan warga (RW) terancam lumpuh. Terlebih lagi tidak sedikit dari warga memanfaatkan aliran sungai tersebut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air sehari-hari.

Bacaan Lainnya

Ujang Fahrudin (50), salah seorang warga mengutarakan pasca kerusakan pada Bendungan Embah Dalem, debit air pada selokan yang menjadi sarana utama penyaluran air dari Sungai Cibaraja menyusut secara drastis. Kondisi itu, mengakibatkan sebagian besar areal pertanian seperti sawah maupun kolam ikan berpotensi mengalami kekeringan.

Ujang menduga kerusakan pada infrastruktur penunjang pengelolaan sumber daya air tersebut akan berimbas pada perekonomian warga.

“Jelas sekali, usaha warga akan menemui kesulitan. Sebab air menjadi kebutuhan utama sebagai irigasi sawah maupun sumber pengairan koam ikan,” kata Ujang kepada Radar Sukabumi, kemarin (13/11).

Selain berdampak pada perekonomian, ambruknya material bangunan pada bendungan itu juga telah memicu pencemaran lingkungan. Betapa tidak sejak terjadinya penyusutan debit air hampir di sepanjang selokan, telah mengakibatkan limbah yang umumnya berupa sampah rumah tangga menumpuk.

“Sudah menjadi kebiasaan bagi warga disini untuk membuang sampah ke dalam selokan. Tapi karena aliran ini mengalami kekeringan akibat kerusakan pada bendungan, maka seluruh limbah rumah tangga tersebut menjadi menumpuk lantaran tidak terbawa hanyut oleh arus air selokan,” beber Ujang. Tidak heran, jika beberapa hari terakhir ini wilayah perkampungan kerap dilanda aroma tidak sedap yang berasal dari sampah hasil pembuangan warga.

Dalam menanggulangi kerusakan pada Bendungan Embah Dalem tersebut, secara swadaya warga membuat bendungan darurat dengan menggunakan batang pohon kelapa sebagai pengganti dinding bendungan yang ambruk. Namun upaya ini hanya bersifat sementara saja.

“Jika kondisi air sungai kembali pasang, maka kemungkinan besar batang pohon kelapa ini akan terbawa hanyut,” terangnya.

Camat Cicantayan Ahmad Rifai mengaku telah melaporkan peristiwa kerusakan yang terjadi pada sarana air yakni Bendungan Embah Dalem kepada intansi terkait, dalam hal ini adalah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA).

“Permasalahan yang telah terjadi pada bendungan itu sudah disampaikan pada Forum Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Semoga saja tahun anggaran yang akan datang infrastruktur tersebut bisa diperbaiki,” pungkasnya (cr15/d).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *