Anggota TNI Yonif 310 Tangkar Berbagai Jenis Burung

Anggota TNI satuan Yonif 310 Cikembar, Kopral II Barna menunjukan tempat penangkaran burung di Jalan Pelabuhan II, Kampung Cikembar.

SUKABUMI — Berawal dari keprihatinan seorang anggota TNI berpangkat Kopral II di Satuan Yonif 310 Cikembar Kabupaten Sukabumi, Barna (38) merancang sebuah terobosan untuk kembali mempertahankan populasi burung di alam liar khusunya di Sukabumi melalui penangkaran.

“Memang saya sangat hobi memelihara dan mencintai berbagai jenis burung terutama burung khas Sukabumi yang banyak diminati para penggemar Kicau Mania di Nusantara.

Bacaan Lainnya

Seperti, Burung Beranjangan, Anis Merah dan lainnya,” kata Barna saat dijumpai Radar Sukabumi di tempat penangkaran burung miliknya di Jalan Pelabuhan II, Kampung Cikembar Desa/Kecamatan Cikembar,  (20/1).

Lanjut Barna, hobinya dimulai sejak 2012 silam. Dimana, ia sangat mencintai Burung Murai Batu dari bebagai jenis yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.

“Karena kecintaan saya itu akhirnya saya bergabung dengan Forum Pecinta, Penghobi, Pengamat, dan Peternak Murai Batu Indonesia (MBI). Di situ, saya mulai belajar untuk menangkarkan burung ini,” paparnya.

Menurutnya, berbekal dari pengalaman itu akhirnya di awal 2013 silam ia memutuskan untuk mulai menangkarkan bebagai jenis burung asli Sukabumi seperti Burung Pleci, Anis Kembang, Teledekan Gunung, Ciblek, Kacer, Anis Merah dan lain sebagainya.

“Karena terpancing keprihatinan saya terhadap populasi burung di alam liar yang sulit untuk dijumpai akhirnya, saya memutuskan untuk menangkarkan semua jenis burung ini,” ujarnya.

Untuk memuluskan usahanya tersebut, ia sudah tergabung sebagai anggota Asosiasi Penangkar Burung Nusantara (APBN) Bandung dibawah pimpinan Alan’z Allan Al Rahman dan diseponsori oleh Ebod yang dipimpin Makhfudz Sulaiman.

“Sementara, untuk Kowil Sukabumi-Cianjur (Suci) di bawah pimpinan Bapak Syarif. Sudah sejak lama saya tergabung di Asosiasi APBN Kowil Bandung bekerjasama dengan Kolwil APBN Suci dan berkeinginan untuk mengembangkan penangkaran burung bukan hanya di satu jenis melainkan dibeberapa jenis burung secara bertahap selama burung itu jenis endemik asli Indonesia,” imbuhnya.

Dirinya bercita-cita mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menjadi penangkar pemula yang akan dipandunya hingga berhasil.

“Selain hobi dan mengikat tali silaturahmi, menangkarkan burung juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan tidak merusak populasi burung di alam liar. Permintaan pasar saat ini yang terus saya pasok adalah Yogyakarta, Surabaya, Jabodetabek, dan masih banyak lagi,” tandasnya.

Untuk itu, dirinya akan menerapkan sistem penangkaran bergulir atau dengan sebutan Baraya Kicau, dimana dalam sistem ini ia siap menyediakan indukan berkulitas dari berbagai jenis burung kepada para peternak pemula dengan harga standar.

“Selanjutnya, saya siap menampung hasil penangkaran dan akan saya terima kembali dengan harga standar pasar,” jelasnya.

Bukan hanya itu, ia pun siap untuk mendukung program pemerintah dalam melestarikan habitat burung di alam liar.

“Apabila sudah memenuhi standar saya juga siap hasil penangkaran masyarakat nanti kembali dirilis ke alam liar untuk mencegah terjadinya kepunahan. Hanya saja saya meminta tingkat keamanan setelah dirilis jangan sampai diganggu pihak yang tidak bertanggungjawab,” pungkasnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *