Soal Ducting Tunggu Kemendagri

BANDUNG— Pembangunan proyek ducting Kota Bandung senilai Rp 1,3 triliun kini tinggal menunggu persetujuan dari Kemendagri. “Tadi sudah disampaikan secara adminsitrasi sudah komplet. Ada sekitar 15-18 item,” ujar Dirut PT Bandung Infra Investama (BII) Eko Hari Karyanto usai rapat di Balai Kota Bandung, Kamis (4/10).

Saat ini, kata Eko, tinggal mencari saran pendapat dari Pemprov Jabar dan Kemendagri mengenai salah satu pasal terkait kerja sama. Sebab skema bisnis yang dijalankan oleh BII sebagai BUMD Pemkot Bandung baru pertama ada di Indonesia. “Sekarang sedang proses di Kemendagri,” katanya.

Bacaan Lainnya

Eko mengatakan setelah itu semua ada maka proyek bisa langsung dikerjakan. Sebab untuk perencanaan dan perizinan sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung.

“Rekomendasi sudah ada bisa langsung dikerjakan, Insya Allah,” ujar Eko.

Sementara itu Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan rapat kali ini tidak hanya membahas mengenai ducting tapi seluruh proyek PT BII yang sedang dan akan berjalan. Dalam rapat tersebut Oded sebagai wali kota yang baru ingin mengetahui sejauh mana program yang telah dijalankan sejak pertama kali PT BII dibentuk.

“Ternyata ada beberapa hal yang harus disikapi oleh kita. Kita harus tata dari sisi manajemen dan regulasinya,” katanya.

Di sisi lain, Oded sangat berharap pada PT BII sebagai BUMD Kota Bandung yang sangat potensial dalam menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga diperlukan sebuah manajerial yang bagus untuk menjalankannya.

Disinggung soal ducting, Oded mengatakan itu menjadi salah satu harapan yang bisa segera dikerjakan oleh PT BII. Sebab ke depan masih banyak pekerjaan infrastruktur yang akan dikerjakan, salah satunya PJU.

“Hanya saya kan baru dilantik jadi perlu mendalami itu. Yang jelas semua proyek pembangunan ini sangat potensial dan prospek ke depannya,” ujar Oded.

Proyek ducting yaitu memindahkan seluruh kabel fiber optik yang saat ini menggunakan sistem kabel udara dengan tumpuan tiang ke bawah tanah menggunakan satu saluran terpadu.

 

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *