BANDUNG – Dihadapan para awak media Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin, bercerita soal moda transportasi massal yakni Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Para awak media diharapkan untuk mendukung kehadiran KCJB berbasis listrik tersebut ramah lingkungan dan pertama di Asia Tenggara, demikian dikatakan Bey Triadi.
Pernyataan itu ia sampaikan saat acara santai, usai makan siang bersama insan jurnalis di kantin Gedung Sate, Kota Bandung, pada Senin (25/9/2023) kemarin.
“Kita harus menyambutnya, jangan sampai ada keluhan dari teman-teman masih kosong stasiunnya,” kata Bey Triadi, dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, Kereta Cepat tersebut saat ini masih dalam tahap ujicoba secara gratis. Dan, warga Jabar pun antusias. Bey Triadi pun mengaku optimistis ketika sudah berbayar nanti, masyarakat tetap antusias naik kereta cepat.
“Perkiraan kami tidak sedikit masyarakat yang ingin sekadar mencoba. Tapi, jangan sampai mereka mencoba lalu –luak lieuk hungkul di dieu– balik lagi,” tutur Bey Triadi.
Bey Triadi berharap nantinya transportasi ini dapat dimanfaatkan oleh banyak stakeholders seperti sektor pariwisata. “Harus dapat dimanfaatkan, entah paket tour atau apa saja untuk wisata,” ucapnya.
Ditambahkannya, Pemdaprov Jabar juga akan mengangkat kerajinan dan UMKM dengan menjadikan 3 stasiun di Jabar, yakni Tegalluar (Kabupaten Bandung), Padalarang (Kabupaten Bandung Barat), dan Karawang.
Bahkan, kata dia, untuk mendukung kereta cepat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 2 menyiapkan Feeder relasi Bandung-Cimahi-Padalarang untuk mendukung konektivitas integrasi kereta cepat.
Pengoperasian KA Feeder sebanyak 72 perjalanan setiap harinya, terdiri dari 36 perjalanan pulang pergi dari Padalarang-Bandung dengan waktu tunggu antar kereta api 25 menit sekali.
Dengan menggunakan jenis kereta rel diesel elektrik (KRDE),setiap rangkaian KA Feeder terdiri dari empat kereta. Dalam satu rangkaian, KA feeder KCJB berkapasitas 200 penumpang, jelas Bey Triadi. (Ron)
