Bio Farma Luncurkan RT-PCR Hadapi Covid-19, Kebangkitan sains dan Teknologi Indonesia

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunjungi PT Bio Farma di Kota Bandung. FOTO: Biro Humas Pemprov Jabar

BANDUNG (20/52020) – Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, meluncurkan produk lifescience, berupa Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Peluncuran ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, dalam acara Kebangkitan Inovasi Nasional,  untuk melawan Bio Farma, bersama dengan Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI Bambang Brodjonegoro, disaksikan oleh Wakil Presiden RI, K.H Ma’aruf Amin, dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Selain RT-PCR hasil produksi Bio Farma, dalam acara yang disekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2020,  ada delapan produk lainnya yang turut diluncurkan untuk melawan Covid-19 yang sudah menjadi pandemi global sejak Maret 2019 yang lalu. Semua produk ini, merupakan hasil kolaborasi triplex helix antara Pemerintah, Industri dan dunia Pendidikan.

Bacaan Lainnya

RT-PCR yang Bio Farma hasilkan, merupakan hasil kolaborasi dalam nuansa kegotong-royongan dalam Gerakan Indonesia Pasti Bisa dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) yang dimotori oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dalam sambutannya, Joko Widodo menyampaikan  bahwa saat ini dunia sedang beradu cepat dalam menangani wabah Covid-19, dan hari ini karya nyata yang konkrit.

“Hari ini merupakan momentum baru bagi kebangkitan bangsa kita, dan kebangkitan sains dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan”, ujar Joko Widodo.

Sementara itu, dalam pidato pembukaan yang disampaikan oleh Bambang Brodjonegoro, mengatakan dalam keadaan wabah pandemi COVID-19 Kemenristek  / BRIN ingin menjadi bagian dari solusi penanganan wabah ini, riset dan inovasi berperan penting dalam menanggulangi wabah ini oleh karena itu sejak awal Maret 2020 Kemenristek / BRIN menjadi solusi penanganan telah membentuk konsorsium yang beranggotakan Kementerian, Lembaga Pemerintah, Perguruan Tinggi  dan Industri.

“Saya berharap produk  -produk riset dan inovasi yang hari ini diluncurkan dapat menandai kebangkitan inovasi Indonesia. Sebagai kordinator Riset dan Inovasi Nasional, Kemeristek / BRIN selalu mendorong berbagai lahirnya inovasi bangsa Indonesia yang memberikan dampak yang luas bagi masyarakat”, ujar Bambang.

Bambang menambahkan, Kegiatan dalam konsorsium yang berkaitan Covid19 ini, akan berkaitan dengan empat aspek penelitian yaitu ; Pencegahan, Screening dan Diagnosis, pengembangan obat dan terapi serta pengembangan alat kesehatan dan alat pendukungnya.

Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan I Bio Farma, Sri Harsi Teteki mengatakan Produk Bio Farma berupa RT-PCR kit masuk dalam kategori Screening dan diagnosis, yang memiliki fungsi  untuk mendeteksi virus Sars Cov2 penyebab Covid-19 yang merupakan gold standar dalam pemeriksaan Covid19.

“Bio Farma tergabung dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) (TFRIC19) bersama Nusantics dan BPPT dan mendapatkan dukungan dari Gerakan Indonesia Pasti Bisa.

Tugas dari Bio Farma adalah untuk melakukan validasi, regristrasi, produksi dan juga distribusi. produk ini merupakan hilirisasi dari peneltian yang merupakan hasil kolaborasi dan inovasi, dan pada tanggal 5 Mei 2020, sudah mendapatkan Nomor Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.”, ujar Sri Harsi.

Untuk tahap awal, RT-PCR ini, akan diproduksi sebanyak 100 ribu kit, sampai dengan akhir Mei 2020. Dan jumlah tersebut akan di donasikan kepada BNPB untuk kemudian didistribusikan kepada laboratorium yang berada di 45 lokasi. Setelah pendonasian selesai, maka akan dilkukan tahap komersialisasi.

Sampai dengan saat ini, sudah 16 lab yang menerima donasi dari Bio Farma, berdasarkan rekomendasi dari BNPB dan Kementerian Kesehatan berdasarkan peta epidemiologi dengan prinsip 3T (Tepat Laboratorium, Tepat Jumlah dan Tepat Waktu).

Hal lain yang harus terpenuhi dari laboratorium  adalah sudah memenuhi standar teknis antara lain ; memiliki fasilitas Bio Safety Level (BSL) 2, PCR Open System, dan sudah pernah melakukan analisa sampel Covid-19.

Keunggulan yang dimiliki dari RT PCR ini adalah memiliki spesifiksitas yang tinggi hampir 100%  untuk mendeteksi Covid19 karena didesain oleh target gen sesuai sequence virus yang ada Indonesia.  Keunggulan kedua RT PCR ini didesain untuk open system PCR sehhingga bisa digunakan dimesin PCR manapun.

Keunggulan berikutnya adalah sudah menerapkan GDP (Good Distribution Process) sesuai dengan Rekomendasi dari WHO, dimana dalam pengantaran suhunya mengikuti prinsip sistem rantai dingin / cold chain system, seperti distribusi vaksin pada umumnya dan yang tidak kalah penting, adalah harga yang ditawarkan saat komsersialisasi,akan terjangkau. (Pun)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *