Isak tangis keluarga pecah saat jenazah Asep (27), warga Kampung Panoongan, RT 02/04, Desa Kampungsawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, itu tiba di rumah, tadi malam (4/10). Bagaimana tidak, Asep yang merupakan seorang santri harus pulang tak bernyawa, diduga karena dianiaya orang tak dikenal saat hendak menemui pacarnya di Parungleungsir, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Salah satu kerabat korban, Leman, menceritakan Rabu (3/10) sore itu Asep bersama seorang temannya, Didi, pergi mengendarai motor ke Parungleungsir. Sesampainya di sana, Asep kemudian masuk ke sebuah gang dan meninggalkan Didi sendirian di jalan. Karena kesal menunggu lebih dari dua jam, Didi pun kembali pulang tanpa tahu kabar Asep. “Temannya itu menunggu dari Magrib sampai sekitar jam delapan. Karena kesal, ya dia pulang. Tahu-tahu dengar kabar Asep sudah meninggal,” katanya kepada awak media.
Leman menduga Asep punya pacar dan hendak menemuinya sore itu. Hanya saja ada kabar bahwa hubungan keduanya tidak direstui orang tua perempuan. “Tapi malah Asep berencana melamar pacarnya itu,” paparnya.
Hal itu dibenarkan adik korban, Ratna, yang menyebut anak kedua dari lima bersaudara itu memang punya pacar yang hendak dilamar. Sudah dua tahun Asep menjalin hubungan namun tidak direstui orang tua perempuan.
Meski begitu, korban yang sehari-hari tinggal di pesantren di wilayah Rumpin itu tak putus asa untuk menarik hati keluarga kekasih agar lamarannya diterima. “Dia sudah ditinggal ayahnya sejak lama. Dia itu sudah mau ngelamar pacarnya biar segera nikah, eh malah dapat kabar ini (meninggal, red),” bebernya.