Jatigede Belum Berpengaruh Bagi Warga Jabar

SUMEDANG— Sudah tiga tahun Waduk Jatigede, Sumedang diresmikan. Pada akhir Agustus 2015 lalu, bendungan itu mulai diisi air hingga menenggelamkan 26 desa yang sebelumnya terkenal produktif karena warganya bermata pencaharian sebagai petani.

Keberadaan waduk tersebut bukan hanya bertujuan mengatasi masalah sumber daya air di wilayah Cirebon, Indramayu, dan Majalengka. Namun juga akan menjadi sumber tenaga bagi PLTA dengan kapasitas hingga 1.110 megawatt.

Bacaan Lainnya

Sayangnya, di tahun ketiga ini, maksud dan fungsi itu belum terwujud. Masyarakat Sumedang, khususnya warga yang terdampak atau orang terdampak (OTD) belum kunjung merasakan manfaatnya.

Pantauan koran ini, waduk mengalami kekeringan hingga airnya surut dan memunculkan kembali tanah desa yang ditenggelamkan. Beberapa penduduk terlihat berlalu lalang melakukan aktivitas di lembah bendungan. Alih-alih mendapat keuntungan dari rencana pemerintah, mereka justru semakin merugi. Hidup di tengah kesulitan, seperti makan dan memenuhi kebutuhan. Masyarakat juga harus menanggung kelangkaan air yang terjadi pada puncak musim kemarau ini. “Air kita disumbang. PAM sama sekali nggak ada. Tapi memang nggak bisa disalahin, karena kemarau, di atas juga mungkin kering. Memang nggak cukup (airnya),” ujar Mansyur, 58, warga Desa Cipaku.

Umurnya yang sudah tak lagi muda tak menyulutkan niatnya untuk memenuhi kewajiban sebagai kepala keluarga. “Kadang-kadang saya naik motor ambil air ke bendungan pakai dirijen. Saya kan punya bekas sumur (di bekas rumah yang ditenggelamkan),” kata dia.

Pemerintah awalnya berniat agar Waduk Jatigede perlahan dapat menjadi objek pariwisata. Tetapi, hal tersebut baru akan terwujud jika segala permasalahannya selesai, termasuk persoalan ganti rugi terhadap OTD.

Sekretaris Kecamatan Darmaraja Taufik Hidayat juga sepakat bahwa waduk belum menunjukkan hasil bahkan fungsinya. “PLTA belum berpengaruh, masih dibikin. Kayaknya belum berfungsi,” tandasnya saat dikonfirmasi JawaPos.com.

Sementara itu, pihak Bendungan Balai Besar Wila­yah Sungai Cimanuk-Cisanggarung belum bisa dimintai keterangan. Sejumlah petugas keamanan tidak mengizinkan ketika saat koran ini mencoba menghampiri kantornya di Sumedang, Senin (17/9). Sebagai informasi, Waduk Jatigede merupakan waduk terbesar kedua di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur. Waduk tersebut mampu menampung 980 juta meter kubik air dengan luas permukaan waduk 41,22 kilometer persegi untuk mengairi 90.000 hektare lahan di Jawa Barat, serta juga menjadi pengendali banjir bagi kawasan seluas 14.000 hektare.

 

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *