Indramayu Paling Krisis Air

INDRAMAYU— Kemarau panjang 2018 ini berdampak kekeringan di beberapa wilayah Jawa Barat. Dalam hal ini disebutkan Kabupaten Indramayu menjadi wilayah paling krisis kekeringan di Tanah Parahiyangan ini.

Sekretaris daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan sebagian wilayah Jawa Barat terdampak kekeringan. Bahkan debit air di beberapa waduk pun menyusut. Namun Indramayu satu yang dikatakan paling parah.

Bacaan Lainnya

“Paling parah Indramayu, paling besar tapi dibandingkan tahun sebelumnya. Kami antisipasi apa dampaknya tapi relatif. Mudah-mudahan bisa mendapatkan hujan secara keseluruhan,” kata Iwa di Bandung, belum lama ini.

Berdasarkan informasi, pihaknya mendapat laporan dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat, sekitar dari 300 ribu hektar lebih tanaman padi, 3.000 hektar diantaranta terdampak kekeringan.

Bahkan beberapa petani yang mengalami gagal panen. “Ada beberapa puso (gagal panen) yang memang tidak sama sekali tapi ada beberapa yang ada tindakan,” ucapnya.

Beberapa tindakan yakni dengan mengkomunikasikan langkah jarak pendek dalam mengatasi wilayah terdampak. Kedua mencoba menghadirkan jaringan irigasi tersier, primer, sekunder ke desa dan sawah agar lancar. Ketiga tentu membagi air secara baik.

Sedangkan jangka panjangnya yakni mendorong percepatan pembangunan enam waduk yang ada di Jabar. Diantaranya Waduk Leuwi Keris untuk wilayah Priangan, Waduk Sadawarna, Waduk Jatigede, Kolam Retensi Gedebage dan beberapa waduk lainnya akan didorong oleh Pemprov Jabar.

“Mendorong para pakar, ahli supaya (buat) bibit yang airnya tidak harus tergenang, cukup hanya untuk minum saja. Terakhir normalisasi jaringan irigasi sampai sampai ke sawah,” ujarnya.Langkah tersebut harus dilakukan sehingga indeks tanah di Jawa Barat meningkat dan produktifitas pun ikut meningkat.

 

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *