Bahkan, lanjut Lina, bagi masyarakat pedesaan wabah covid-19 tidak terlalu membahayakan. Mereka bisa dengan tenang berkumpul di sawah dan ladang dan menganggap virus covid bisa mati dengan pestisida yang mereka semprotkan ke tanaman.
“Sayangnya mereka lupa, bahwa virus bisa dibawa oleh masyarakat kota yang dating ke dewa,” tambahnya.
Lina mengatakan, di saat PPKM darurat ini pun, banyak warga Jakarta yang lolos penutupan jalan dan sampai ke wilayah pedesaan.
“Mereka bisa saja membawa virus covid dan membahayakan orang di pedesaan,” tuturnya.
Menurut Lina, dengan bertemu warga meski dengan segala keterbatasan ini, Lina mengaku dirinya bisa menerima aspirasi dari masyarakat.
Untuk mayarakat pedesaan yang bisa ke ladang, kesulitan yang mereka hadapi selama PPKM ini adalah pendistribusian barang hail panen. Sehigga hasil tani yang mereka hasilkan tidak bisa terjual.
Di kalangan pedagang, hambatan distribusi ini juga menajdi kendala, karena banyak permintaan dari warga, namun tidak bisa terpenuhi karena barang dari petani tidak ada. “Dengan kondisi ini, perekonomian warga sangat terancam,” tuturnya.
Lina mengatakan harapan warga yang ingin mendapatkan bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah.
Namun, hal ini bukan hal mudah, mengingat kondisi keuangan pemerintah daerah juga sedang devisit.