MAJALENGKA – Rencana Bandara Interbasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang akan mengusung konsep aerotropolis, perlu direspon positif oleh daerah-daerah pendukung mobilitas bandara. Pembangunan yang dinilai memberikan peluang pertumbuhan ekonomi tersebut dibutuhkankan sinergitas visi bersama daerah di Ciayumajakuning.
Hal tersebut dikatakan oleh Asisten administrasi Perekomian dan Pembangunan Setda Kota Cirebon, Yoyon Indrayana. Dia menilai, adanya aerotropolis Bandara Kertajati diharapkan memberikan manfaat bagi daerah penunjang sekitar bandara. Menurutnya perlu perencanaan sinergi antar pemerintah daerah di wilayah 3 Cirebon.
Menurutnya, bila ada kerjasama lima daerah, Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, keberadaannya akan memberikan dampak multiplier effect yang jauh lebih besar ketimbang pemerintah daerah berjalan sendiri-sendiri. “Kalau masing-masing daerah berjalan sendirian, dampak ekonomi akan tidak merata. Perlu visi bersama menyambut peluang itu,” ungkapnya kepada JawaPos.com, kemarin (15/8).
Yoyon menyebutkan, masing-masing daerah di Ciayumajakuning memiliki karakteristik yang menunjang pertumbuhan ekonomi dari adanya Kota Bandara Kertajati. Sebagai kota sejarah dan perdagangan-jasa, Kota Cirebon punya potensi wisata situs-situs budaya keraton. Ditambah, banyaknya hotel yang mampu memenuhi hunian wistawan bila berkunjung di wilayah Cirebon Raya.
“Kuningan punya wisata pegunungan, Kabupaten Cirebon punya industri, Indramayu wisata pantai dan pertanian, dan Majalengka punya akses bandara. Ciayumajakuning sangat lengkap,” ujar Yoyon.
Menurutnya, indikator kemajuan pariwisata daerah diukur lamanya wisatawan tinggal. Sehingga dengan beragamnya potensi di wilayah Ciayumajakuning ini harus ada sinergi. “Jangan sampai wisatawan datang ke Cirebon hanya datang, makan, pulang. Semakin lama wisatawan berlama-lama tinggal, itu keberhasilan. Perlu komitmen bersama antar kepala daerah,” jelasnya.\
(wiw/JPC)
