CIANJUR, RADARSUKABUMI.com – Kepergian Ipda Erwin Yudha Wildani menyisakan luka mendalam bagi hampir seluruh masyarakat Cianjur. Keluarga, tetangga bahkan rekan kerja almarhum serta Kapolres Cianjur, AKBP
Soliyah sangat kehilangan sosok polisi yang sudah berkorban saat bertugas mengamankan aksi demo
yang dilakukan mahasiswa pada Kamis (15/8) lalu itu di gerbang masuk Pendopo Cianjur.
Raut kesedihan tidak bisa disembunyikan dari istri serta anak almarhum yang saat itu menyaksikan
prosesi upacara pemakaman di taman makam pahlawan (TMP) Cikaret, Cianjur. Sukarni (46), istri
almarhum sangat merasa kehilangan sosok suaminya yang dikenal baik serta humoris. Deras air
matanya tak dapat dibendung, meski beberapa anggota polwan terus menenangkannya di Taman Makam
Pahlawan Cikaret, kemarin.
Seperti halnya sang ibu, Adinda (18) tertunduk lemas melihat sang ayah yang terakhir kalinya akan
dimakamkan. Pada upacara pemakaman tersebut, Herawan (65), kakak ipar almarhum sangat merasakan
sakit dengan kejadian yang menimpa almarhum. “Sakit memang, kita melihat dari kejadian tersebut
yang terkhiatani oleh orang-orang tertentu, mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” ujar Herawan
sembari mencoba tegar.
Dirinya mengenal baik almarhum, bahkan sempat ingin mendalami ilmu agama. Selain itu, almarhum
ingin pergi umroh. Sementara itu, Kapolres Cianjur, AKBP Soliyah mengatakan, dirinya sangat
merasakan kepedihan yang mendalam seperti yang dirasakan oleh keluarga almarhum. “Semoga tidak
akan terjadi lagi demo yang brutal, yang tidak menggunakan pemikiran serta hati sehingga
menyebabkan kami aparat kepolisian menjadi korban,” ungkapnya.
Kehilangan tersebut bukan hanya dirasakan dirinya sebagai pimpinan, namun segenap anggota Polres
Cianjur turut merasakan kepedihan yang mendalam. Tak ada kata dendam, terlebih berbuat hal keji
seperti yang dilakukan kepada almarhum. “Karena kami tahu diri karena kami punya aturan dan yang
pasti kami punya hati,” tuturnya di media sosial instagram.
(kim)
