Himpunan Penghayat Kepercayaan Menggelar Ritual di Gunung Padang Cianjur

Sejumlah komunitas Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK) menggelar Ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara atau Ritual Bakti Purnama Sari Nusantara, pada 1 sampai 2 Agustus 2023 di Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang Cianjur.
Sejumlah komunitas Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK) menggelar Ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara atau Ritual Bakti Purnama Sari Nusantara, pada 1 sampai 2 Agustus 2023 di Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang Cianjur.

CIANJUR — Sejumlah komunitas Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK) menggelar Ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara atau Ritual Bakti Purnama Sari Nusantara, pada 1 sampai 2 Agustus 2023 di Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang Cianjur.

Hadir dalam kegiatan ritual tersebut Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono, Perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Brigadir Jendral Polisi Ahmad Nurwahid Direktur Pencegahan dan Deradikalisasi BNPT, Perwakilan Dirjen Kebudayaan RI dalam hal ini Bapak Sumari Sosro Adi Wiguno perwakilan dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, Ketua Umum DPP HPK Dr. Hadi Prajoko dan para pengurus DPP HPK, para pengurus DPD HPK Jabar, DKI dan Jateng, warga HPK Jabar,DKI,Jateng, masyarakat-masyarakat adat serta berbagai tamu undangan lainnya lintas keyakinan.

Bacaan Lainnya

Ketua Umum DPP HPK Dr. Hadi Prajoko menyebutkan dalam rilisnya ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara dahulu awalnya merupakan ritual yang dijelaskan dalam Kakawin Banawa Sekar karya Mpu Tanakung sebagai upacara yang sangat agung (mahasraddha dibya) melebihi upacara-upacara terdahulu. Upacara ini diselenggarakan dengan harapan agar dunia menjadi sejahtera karenanya.

Dalam pelaksanaan ritual di Gunung Padang ini diseratakan sesajian beragam bunga rampe, daun hanjuang, dan bahan sesaji lengkap layaknya suatu ritual tradisi adat Nusantara, juga disertakan 40 nasi tumpeng sebagai gambaran 40 Sanghyang yang berada pada puncak-puncak gunung di tatar Sunda. Nasi tumpeng itu kemudian setelah selesai ritual disantap bersama oleh semua peserta ritual di lokasi yang agak jauh dari lokasi ritual.

Setelah itu seluruh peserta kembali melangsungkan ritual menjelang puncak malam hari yaitu ritual Bakti Purnama Sari Nusantara yang sebelumnya disajikan arian sakral tarawangsa yang kurang lebih memiliki makna “menarawang kepada yang Maha Kuasa” atau berdoa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu dengan cara meneghayati kedalam jiwa kemanusiaan kita untuk menemukan kesadaran diri sejatinya sebagai manusia yang manunggaling kawula lan Gustinya.

Dalam ritual ini yang dilaksanakan sejak mentari tenggelam di ufuk barat hingga mentari terbit di ufuk Timur dilantunkan dengan doa dan kidung spiritual tata cara adat budaya ritual Sunda Pajajaran.

Ritual di Situs Gunung Padang ini terselenggara atas kerjasama oleh masyarakat HPK dengan dukungan oleh Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia ( Puspen Mabes TNI).

Kerjasama kegiatan yang digawangi oleh Kapuspen TNI bersama DPP HPK ini, secara khusus tiada lain adalah sebagai wujud dari upaya menjaga ketahanan dan kedaulatan kebudayaan bangsa dalam merawat, menjaga, melindungi dan melestarikan segenap warisan peradaban leluhur Nusantara yang dahulu dikenal sebagai masyarakat yang beradab dan relijius, jauh sebelum adanya pengaruh kebudayaan dan sistem kepercayaan dari luar Bangsa Nusantara.

Ritual di Gunung Padang ini juga sebagai upaya HPK sebagai perwakilan anak bangsa yang cinta tanah air dan budaya bangsanya dalam penghormatan kita sebagai sesama anak bangsa Nusantara terhadap para leluhur bangsa dan para kusumah bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan budaya bangsa indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika dengan dasar Pancasila.

Berkaitan dengan hal itu, dalam rangka menyongsong Peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa indonesia, maka ritual yang dilaksanakan pada mulai dari sore tenggelamnya matahari, puncak malam hari saat bulan Purnama dan menjelang pagi hari saat fajar menyingsing, tiada lain adalah suatu ritual terhadap Tuhan Yang Maha Esa di salah satu titik bukti peradaban Luhur Bangsa Nusantara yang agung.

Dengan ritual ini diharapkan bahwa bangsa Indonesia ke depan akan kembali meraih kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman dalam keragaman berkeyakinan dan kebudayaan yang Bhinneka Tunggal Ika dengan dasar Ideologi bangsa yaitu Pancasila.

Keterlibatan pihak TNI dalam ritual di Gunung Padang ini, sebagai bukti bahwasannya Ketahanan Bangsa ke depan berada pada sejauhmana rakyat bersama aparat negara bersatu dalam menjaga nilai-nilai luhur peradaban bangsa yang harus diimplementasikan dan diteruskan oleh segenap anak bangsa agar Bangsa Indonesia kembali bangkit dan bersatu dalam kejayaan keberagaman budaya Bangsanya. Ritual ini juga melibatkan partisipasi beragam latar belakang sosial, budaya, keyakinan dan partisipasi penduduk sekitar lokasi Gunung Padang, juga padepokan Cakra Putra Padjadjaran Cianjur.

Dengan demikian diharapkan ke depan setelah acara ritual ini diharapkan masyarakat setempat (khususnya di kawasan Gunung Padang sebagai masyarakat sociofak penjaga kawasan artefak situs Gunung Padang) dan seluruh anak bangsa melanjutkan acara ritual Shrada Banawa Sekar Nusantara atau bakti Purnama Sari Nusantara ini setiap bulan Purnama menjelang Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bulan Purnama sebagai simbol penerang alam di dalam kegelapan malam hari, sehingga dengan adanya ritual Nusantara ini maka diharapkan akan memberikan penerangan. (*)

Pos terkait