Taspiran menambahkan, mesin braille yang diciptakan tersebut menjadi solusi para SLB tunanetra. Selain suku cadang dibuat sendiri oleh ITS, biaya yang dibutuhkan untuk membuat mesin itu relatif lebih murah daripada impor. ’’Harga satu mesin sangat mahal. Inovasi ini bisa menjadi solusi,” ujarnya.
(*/c7/ano)