Penampilan Publik Pertama Budi Karya Sumadi setelah Positif Covid-19

Budi Karya Sumai di konferensi pers virtual bersama tim dokter RSPAD, Senin (27/4).

RADAR SUKABUMI – Sempat tak sadarkan diri, dengan usia yang sudah 63 tahun pula, Budi Karya Sumadi menganggap kesembuhannya bak mukjizat. Dorongan semangat datang dari berbagai pihak, mulai berupa kiriman lagu sampai gudeg.

BAYU PUTRA-FERLYNDA PUTRI, Jakarta

Bacaan Lainnya

SENIN (27/4) itu membuat Budi Karya Sumadi terharu. Saat harus menjalani isolasi, dalam perjuangan membebaskan diri dari cengkeraman penyakit Covid-19, kolase lagu Jangan Menyerah membuat ”pertahanan” menteri perhubungan tersebut ambrol.

”Saya menangis mendengarkannya,” ucap Budi tentang kiriman kolase lagu band D’Masiv dari Forum Wartawan Perhubungan itu.

Senin (27/4), setelah pada 15 Maret lalu dinyatakan positif Covid-19, menteri yang akrab disapa BKS tersebut untuk kali pertama tampil di hadapan publik. Dia mengikuti rapat terbatas virtual yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

Saat ratas, dia juga sudah memberikan paparan di hadapan semua peserta. ”Seminggu belakangan saya sudah rapat dengan tujuh bidang. Karena itu, saya mengerti perkembangan di kementerian (perhubungan),” terangnya dalam konferensi pers virtual kemarin.

Penampilan pertamanya di hadapan publik tetap sama dengan penampilan terakhir sebelum dinyatakan positif Covid-19. Dengan kemeja putih dan kacamata yang menjadi ciri khasnya. Wajahnya masih terlihat sedikit pucat, tetapi senyumnya semringah. Semangatnya terlihat menyala. Dia juga tidak hirau dengan napasnya yang masih pendek-pendek.

”Satu bulan kita tidak bertemu, saya kangen sekali,” tutur Budi.

Budi mengakui, aktivitasnya selama ini mungkin berlebihan. Alhasil, ketika Covid-19 menyerang, dia langsung tumbang. ’’Di rombongan saya itu ada tujuh orang yang kena. Saya tidak tahu kenanya (tertularnya, Red) di mana,’’ lanjutnya.

Yang pasti, dia termasuk yang paling tua. Usianya 63 tahun. Itu jelas membuatnya khawatir. Awalnya, Budi tidak mengetahui bahwa dirinya terjangkit Covid-19 karena hasil tesnya menunjukkan typhoid alias tifus. Mantan direktur PT Angkasa Pura II itu dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 pada 15 Maret.

Dia menjalani perawatan dan pemulihan selama 17 hari di RSPAD Gatot Soebroto. Budi sempat tidak sadarkan diri selama dua hari. ”Kesembuhan ini mukjizat bagi saya,” ujarnya.

Ketika berbicara dengan para wartawan, beberapa kali kalimat BKS tersendat. Seolah menahan tangis. Berulang-ulang dia mengucapkan terima kasih kepada tim dokter RSPAD. ”Saya dibimbing, nggak boleh makan banyak, harus minum obat,” katanya.

Budi keluar RSPAD pada 31 Maret. Dia dinyatakan negatif pada swab PCR pertama. Untuk dinyatakan sudah sembuh, seorang pasien harus dua kali menjalani swab PCR. Namun, Budi merasa bisa dirawat di rumah. ”Saya akan lebih rileks,” ungkapnya.

Di rumah dia dirawat anak dan istri. Budi tetap mengarantina diri selama dua pekan. Selama itu pula, setiap hari ada dokter dari RSPAD yang melakukan visit. Selama masa-masa sulit berjuang melawan penyakit yang kini jadi pandemi global itu, BKS menerima banyak dorongan semangat. Selain dari Forum Wartawan Perhubungan, juga, antara lain, dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Dia rutin berkomunikasi dengan Retno yang juga partnernya di Elek Yo Band, band beranggota sejumlah personel kabinet yang aktif di periode pertama pemerintahan Joko Widodo. Tiap hari ada saja sapaan dari Retno. Di sela-sela pembicaraan ringan dengan Retno, ada juga obrolan terkait penerbangan ke luar negeri dan pekerjaan negara lain. ”Kadang-kadang kirim gudeg,” tuturnya.

Beberapa waktu lalu dia sudah mendapat surat dari Sekretariat Negara. Budi ditanya kapan bisa kembali bekerja. Dia pun izin kepada dokter yang merawatnya. Apalagi, kondisinya sudah bugar. Kini Budi masih akan tetap membatasi kegiatannya. Rencananya, dia secara resmi kembali aktif pada 5 Mei mendatang.

Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto dr Budi Sulistya menuturkan bahwa Menteri Budi tengah mengikuti prosedur pasca dinyatakan sembuh. Dalam standar pengobatannya, setelah dinyatakan sembuh melalui tes PCR dua kali, pasien harus isolasi mandiri selama dua minggu. Selain itu, dia bisa bekerja dari rumah. ”Namun, sesuai dengan kapasitas beliau,” ungkapnya.

Setelah betul-betul dinyatakan bersih dari Covid-19, Budi juga siap donor plasma darahnya. Belakangan memang banyak beredar pengobatan Covid-19 dengan plasma darah mereka yang sudah sembuh. ”Kapan pun diminta darahnya, saya mau,” ucapnya.(*/c10/ttg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *