Dalam pelaksanaannya, pendidikan untuk anak autis harus berlangsung secara komprehensif. Seperti pendidikan terlaksana secara menyeluruh, mulai aspek akademik hingga sosial anak.
Pola pendidikan seperti ini, menurut dia, sangat penting untuk anak autis. Mengingat kekhususan anak autis bukan pada akademiknya melainkan pada faktor komunikasi dan sosial anak.
“Maka perlu adanya kerja sama antar peran yang ada dalam lingkup pendidikan anak. Mulai dari sekolah, lingkungan anak dan keluarga,” imbaunya.
Sementara itu, untuk mendukung anak autis, dia menerapkan langkah pertama untuk program autisme yang dirancang untuk anak berusia nol hingga tujuh tahun. Program ini sudah teruji bisa membantu ABK autis.
Menurutnya, kelompok terapi ini fokus intensif pada pengembangan keterampilan komunikasi sosial dan untuk mengembangkan keterampilan baru di bawah bimbingan Speech Pathologis dan Occupational Therapists. “Kelompok kecil yang intensif ini dipimpin oleh tim terapi kami yang berpengalaman.
Kelompok kami menawarkan kesempatan bagi anak untuk meninjau dan mengonsolidasi keterampilan yang dipelajari,” ungkap wanta lulusan Universitas Airlangga Surabaya itu.
