Melihat Tumpukan Sampai di Pantai Loji, Desa Loji, Kecamatan Simpenan

Terlebih kawasan itu juga masuk salah satu destinasi wisata Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGG). Kini kawasan primadona Kabupaten Sukabumi ini masuk 10 besar tujuan wisata dunia. Agar menjadi juara, baik bupati maupun kepala dinasnya mengajak masyarakat untuk ikut vote.

Keseriusan pemerintah dalam menangani sampah ini, satu unit alat berat berupa CBJ pun dikerahkan. Tak sedikit anggota dari TNI, Polisi, instansi pemerintah, Lifguard, komunitas-komunitas, LSM dan relawan terlibat dalam kegiatan bersih-bersih itu. Meski hanya segelintir orang yang betul-betul bekerja membersihkan dan sisanya didominasi kerja sambil selfie bahkan hanya foto selfie saja. Namun setidaknya, dengan orang-orang yang sudah hadir di atas tumpukan sampah itu sudah menunjukan kepedulian sesuai kemampuannya masing-masing.

Bacaan Lainnya

Paling tidak, memotivasi petugas dan warga untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan terutama larangan buang sampah ke sungai. Selain itu, selfie juga bisa jadi bahan untuk mengabarkan kepada khal layak publik, bahwa Pantai Loji saat ini kondisinya sangat kumuh.

“Sampah-sampah menumpuk banyak seperti ini sejak tahun 2005. Kalau 2003 kondisinya masih bersih. Sampah ini paling banyak kiriman dari Sungai Cimandiri, apalagi setelah ada break water PLTU. Sampahnya jadi mengalir semua ke Pantai Loji,” tutur Kades Loji, Embar Subarna di sela-sela kegiatan bersih-bersih Pantai Loji, Minggu (3/6). Ketua Pemuda Desa Loji, Acoy berharap Pantai Loji bisa kembali bersih. Sehingga bisa dijadikan lokasi

wisata yang sangat refresentatif. Ia menyadari, Pantai Loji menjadi muara air dan sampah buangan dari Sungai Cimandiri. Tetapi setidaknya, pantai dan muara yang kerap jadi lokasi warga untuk mengais rezeki berupa sampah daur ulang, pasir dan impun itu bak menjadi Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA). “Kami sebagai warga Loji hanya ingin, Pantai Loji bersih,” singkatnya.

Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan Disperkimsih, Denis Eriska juga membenarkan jika kondisi tumpukan sampah itu sejak 2005 silam. “Sampah-sampah itu tidak hanya dari warga Kabupaten Sukabumi, tapi juga kiriman dari warga Kota Sukabumi yang sungainya masuk ke Cimandiri. Dari hulunya kan dari Cipelang. Bayangkan saja warga di 60 KM aliran sungai itu pada buang sampah ke sungai, ya begini jadinya,” ungkapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *