Kebiasaan Musim Haji di Kabupaten Sukabumi

Sudah menjadi hal biasa, jika arus lalu lintas di Kabupaten Sukabumi terhambat bahkan macet total jika musim haji tiba. Hal itu lantaran membludaknya masyarakat yang mengantar calon jamaah haji. Seperti apa kondisi area Pusbangdai yang ada di Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar pada setiap musim haji?

Rendi Rustandi, Sukabumi

Bacaan Lainnya

KABUPATEN Sukabumi merupakan kabupaten terluas se-Jawa dan Bali. Jumlah penduduknya pun tak kurang dari 2,5 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, setiap tahunnya ratusan bahkan ribuan warga Kabupaten Sukabumi berangkat ke tanah suci. Mereka terkesan tak ingin kalah dengan warga dari daerah lain dalam hal berburu pahala, menunaikan rukun islam yang kelima.

Sudah dua tahun ini, bangunan yang berdiri kokoh di Kompleks Pusat Pengembangan Dakwah Islam (Pusbangdai), Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar menjadi saksi keberangkatan para calon tamu Allah. Mereka tiba dengan diiringi anggota keluarga dan tetangganya. Selain menggunakan mobil pribadi, mobil bak terbuka dan bus pun mereka gunakan. Ya, hal itu mereka lakukan demi bisa mengantar keluarganya berangkat ke tanah suci.

Membludaknya pengantar calon jamaah haji ini, membuat petugas gabungan dari aparat kepolisian, Dishub Kabupaten Sukabumi dan Satpol PP kerja ekstra melakukan rekayasa lalu lintas. Itu dilakukan supaya arus lalu lintas dan aktivitas masyarakat lainnya tidak terganggu. Kendati sudah optimal, namun tetap saja kepadatan kendaraan tak bisa dihindarkan. “Tahun sebelumnya pemberangkatan dilakukan di kompleks Armed 13. Namun sudah dua tahun ini, karena Pusbangdai sudah bisa digunakan, maka kita untuk pemberangkatan haji dilakukan di sini,” ujar Kabag Bina Sarana Keagamaan Pemkab Sukabumi, Unang.

Pria yang kerap mengenakan peci hitam itu menjelaskan, melihat animo masyarakat yang ingin mengantar sanak keluarganya berangkat haji memang tak bisa dipungkiri. Dampaknya tentu pada arus lalu lintas. Namun, Unang meyakini kepadatan arus lalu lintas tahun ini tidak parah seperti tahun sebelumnya. “Insyallah berkat kerjasama dengan semua pihak, kepadatan arus lalu lintas tidak separah tahun sebelumnya,” jelasnya.

Berdasarkan data dari panitia pelaksana ibadah haji (PPIH) Kabupaten Sukabumi, setiap pemberangkatan, sedikitnya 444 orang jamaah yang berangkat. Bisa dibayangkan, jika satu jamaah haji diantar oleh 50 orang, maka kompleks Pusbangdai dan arus lalu lintas akan disesaki oleh 22.200 pengantar jamaah. “Surat himbauan sudah kami sampaikan kepada masing-masing KBIH, supaya jangan terlalu banyak pengantar. Tapi karena animo yang tinggi, kami tidak bisa melarang mereka,” Kasi Haji dan Umroh Kementrian Agama Kabupaten Sukabumi, Ramlan Rustandi.

Lalu bagaimana dengan rekayasa lalu lintas yang diterapkan?

Kadishub Kabupaten Sukabumi, Thendi Hendrayana mengatakan, supaya tidak terjadi kemacetan arus lalu lintas, maka akses masuk kompleks Pusbangdai dari arah Cikembang ditutup untuk semua kendaraan. Kendaraan yang masuk ini harus melalui jalan dari arah Cicatih, 100 meter dari Pom Bensin Cikembang. “Sistemnya satu arah. Jadi kendaraan tidak boleh masuk dari arah Cikembang ke kompleks Pusbangdai, harus dari Cicatih. Nanti yang dari Cikembang, itu digunakan untuk kendaraan keluar,” jelasnya.

Dengan diterapkannya sistem satu arah tersebut lanjut Thendi, kemacetan arus lalu lintas tidak kembali terjadi. Ia menyatakan, meskipun ratusan kendaraan yang masuk, hanya terjadi kepadatan kendaraan tanpa terjadi kemacetan. “Karena lahan parkir di Pusbangdai cukup luas dan sistem yang digunakan satu arah, Alhamdulillah tidak terjadi kemacetan. Hanya kepadatan saja, tapi itu juga lancar,” singkatnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *