Virus Corona Membuat Harga Rempah Menggila

RADARSUKABUMI.com – Merebaknya virus corona (Covid-19) di Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor, tak hanya berpengaruh pada diliburkannya kegiatan sekolah, pembatasan jam kerja PNS bahkan urusan pasar.

Ditengarai menjadi salah satu komoditi untuk men­cegah penularan virus tersebut, harga rempah-rempah di beberapa pasar se-Kabupaten Bogor rupanya masih tinggi sejak pekan pertama Maret. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bogor, Nuradi.

Bacaan Lainnya

Setelah pihaknya keliling ke beberapa toko modern dan pasar, sambung Nuradi, ketersediaan bahan pokok dan harganya masih cenderung aman. Namun, ia mengakui, beberapa komoditi harga rempah-rempah sudah naik sejak awal bulan.

”Rempah-rempah tidak bisa dikendalikan, termasuk tinggi, karena banyak orang meyakini mengon­sumsi rempah-rempah bisa terhindar dari corona. Masih penelitian sebenarnya, tapi kan kita tidak bisa mencegah masyarakat,” katanya.

Menurutnya, rempah-rempah yang masuk ke Kabupaten Bogor berasal dari luar. Yang jelas, ada peningkatan permintaan soal rempah-rempah. ”Iya, karena virus corona jadi pada beli. Kelangkaan sih nggak ada,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Tohaga, Haris Setiawan, membe­narkan adanya peningka­tan permintaan rempah-rempah, terutama jahe, temulawak dan kunyit biang. Harganya bervariasi di tiap pasar, dengan rata-rata harga jahe biasa mencapai Rp50.000 per kilogram dan jahe merah Rp70.000 per kilogram. Lalu, kunyit biang di harga Rp30.000 per kilogram, temulawak Rp80.000 per kilogram. ”Itu merupakan harga rata-rata di bawah Pasar Tohaga,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *