UMKM Keripik Singkong Sukabumi Tembus Pasar Africa 

SUKSES : Owner Yammy Babeh Ade Soelistyowati berfoto bersama buyers dari negara Tanzania pada acara Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 yang diselenggarakan di Bali pada 1-3 September 2024.(FOTO : dok/radarsukabumi)
SUKSES : Owner Yammy Babeh Ade Soelistyowati berfoto bersama buyers dari negara Tanzania pada acara Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 yang diselenggarakan di Bali pada 1-3 September 2024.(FOTO : dok/radarsukabumi)

SUKABUMI — CV Gemilang Inovasi, salah satu UMKM unggulan dari Sukabumi yang dikenal dengan produk inovatifnya berupa cassava crackers (keripik singkong) bermerk “Yammy Babeh”, baru-baru ini mendapat kehormatan untuk berpartisipasi dalam Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024.

Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan dihadiri oleh Dewan Ekonomi Syariah (DEKS) Bank Indonesia, dengan tujuan memperkuat hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Afrika.

Bacaan Lainnya

Forum bergengsi yang diadakan di Bali pada tanggal 1-3 September 2024 ini menarik partisipasi dari 40 perusahaan Indonesia, yang berhasil menjalin hubungan ekonomi serta kerjasama bisnis dengan negara-negara di Afrika.

Sebanyak 150 potensial buyers dari berbagai negara Afrika hadir dalam acara tersebut, memberikan peluang besar bagi perusahaan Indonesia untuk memperluas pasar ekspor mereka.

Ade Soelistyowati, atau yang akrab disapa Elis, selaku pemilik dari Yammy Babeh, mengungkapkan kebahagiaannya bisa turut serta dalam ajang IAF 2024.

“Kami sangat bahagia bisa berpartisipasi dalam event besar ini. Kami berharap Yammy Babeh bisa menembus pasar Afrika, khususnya setelah bertemu dengan beberapa buyers potensial dari negara seperti Tanzania,” ujar Elis. Dengan adanya kesempatan ini, Yammy Babeh berencana untuk terus memperluas jangkauan ekspor produk mereka ke pasar internasional, terutama di kawasan Afrika.

Saat ini, Yammy Babeh sudah memiliki pasar ekspor yang stabil ke beberapa negara seperti Kanada, Republik Dominika, Australia, Singapura, dan Hong Kong. Selain itu, produk Yammy Babeh juga rutin didistribusikan setiap minggu ke pasar domestik di Denpasar, Bali, dan wilayah Jabodetabek.

Di balik kesuksesan produk Yammy Babeh, terdapat kisah perjuangan Elis bersama sang suami, Sahroni Bachrun, yang akrab disapa Roni. Pasangan ini memulai usahanya dari nol setelah mengalami kebangkrutan dalam bisnis properti pada tahun 2016. Tidak hanya itu, Elis juga harus berjuang melawan penyakit stroke yang menyerangnya dua kali pada tahun 2009 dan 2012.

Setelah hijrah ke Sukabumi, pasangan ini memutuskan untuk memulai usaha baru dengan modal hanya Rp50.000. Berbekal keuletan dan kreativitas, mereka mengubah singkong, minyak goreng, dan bumbu menjadi keripik singkong inovatif yang akhirnya dikenal dengan merk Yammy Babeh. Produk ini merupakan modifikasi dari opak singkong tradisional khas Jawa Barat, dengan tekstur yang lebih tipis, renyah, dan memiliki berbagai varian rasa seperti keju dan jagung manis.

Seiring berjalannya waktu, Yammy Babeh semakin diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dengan pemasaran yang awalnya hanya di lingkungan sekitar, produk ini mulai merambah pasar yang lebih luas. Pada tahun 2018, Yammy Babeh mulai diekspor ke mancanegara dan mengikuti berbagai pameran internasional di negara-negara seperti India, Pakistan, Jepang, Australia, Bangladesh, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *