Tidak Ada Kaderisasi Selama 20 Tahun

JAKARTA – Indonesia butuh banyak ekonomi baru, untuk memberikan berbagai pandangan dan ide yang lebih segar. Namun, hampir dua dekade terakhir Indonesia tidak melakukan kaderisasi ekonom.

Alhasil, keberadaan ekonom di Indonesia hanya itu-itu saja.

Bacaan Lainnya

Setidaknya, itulah pandangan dari Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira.

“Hampir 20 tahun kaderisasi ekonom hampir tidak ada,” ujarnya kepada JawaPos.com,baru-baru ini.

Padahal, lanjut Bhima, kedepannya Indonesia akan membutuhkan banyak ekonom-ekonom muda. Kebutuhannya pun bermacam-macam, mulai dari ekonom fintech, e-commerce, sampai dengan big data.

“Ekonom yang dibutuhkan sekarang bukan hanya pengamat fiskal, moneter dtapi pengamat ekonomi digital, spesialis S2 dan S3 nya dia ambil ekonomi digital,” jelas dia.

Dirinya optimis jika banyak anak muda yang kedepannya bisa melebihi dirinya sebagai ekonom muda. Baginya, akan menjadi sesuatu yang menyenangkan melihat anak muda menyumbangkan pikirannya untuk kebijakan publik. Muaranya tentu untuk kebaikan masyarakat dan negara.

Selain itu, dirinya juga menyebut menjadi ekonom tidaklah merugikan. Secara relasi, ekonom memiliki potensi besar menuju jenjang yang lebih tinggi.

“Nggak rugi jadi ekonom kok. Jadi bisa eksplorasi banyak, teman diskusi jadi internasional dan repuasi dan soal pendapat tidak usah khawatir,” tandasnya(cr4/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *