Ketika Jack Ma Hadiri Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018

Executive Chairman Alibaba Jack Ma turut menghadiri pertemuan tahunan IMF World Bank Group 2018 yang digelar di Bali. Pada kesempatan tersebut, Jack Ma mengisi sesi pleno ‘Disrupting Development: Digital Platforms and Innovation’. Apa yang ia kemukakan? Berikut liputannya.

Bos Alibaba ini mengemukakan pandangannya soal internet dan negara berkembang. Menurutnya, internet memang diciptakan untuk negara berkembang seperti Indonesia salah satunya.

Bacaan Lainnya

Mulanya, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim bertanya ihwal Misi Alibaba Group. Kim berujar bagaimana memudahkan bisnis dan membantu berbagai pengusaha kecil di Tiongkok, untuk mendapat keuntungan dengan cara mudah? Mungkinkah hal tersebut diterapkan di negara seperti Afrika dan Asia Selatan untuk perkembangan digital negera-negara di dalamnya?”Ya, berkat kehadiran internet,” kata Jack Ma menjawab.

“Menurut saya, internet diciptakan untuk negara berkembang. 19 tahun lalu, antara Tiongkok dengan negara berkembang lainnya memiliki kesamaan. Di mana kesamaannya? Yakni tidak ada infrastruktur untuk pasar daring, sistem pembayaran melalui ponsel, dan jaringan logistik,” ujar Jack Ma menambahkan.

Dengan tidak adanya infrastruktur, lanjutnya, para wirausaha memiliki kesempatan untuk membangunnya. Namun begitu, Jack Ma menyebut mimpi sukses tidak hanya berhenti di satu tahun selanjutnya saja. Namun harus sukses di tahun berikutnya dan bersiap-siap untuk sepuluh tahun yang akan datang.

Menurut Jack Ma, entrepreneurship (kewirausahaan) adalah salah satu dari ‘Tiga E’ untuk perkembangan digital. Sementara dua lainnya adalah education (pendidikan) dan e-government (kegiatan pemerintahan berbasis internet). Dia juga menambahkan bahwa setidaknya beberapa infrastruktur seperti logistik dan teknologi, harus disiapkan agar para wirausaha dapat memulai bisnisnya.

Selain itu, menurutnya, para pebisnis pemula ini juga masih membutuhkan pelatihan serta regulasi yang mendukung pertumbuhan bisnis mereka. Sejalan dengan pendapat Jakc Ma, Alibaba dikatakan pada bidang edukasi memiliki Alibaba Business School dan Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development atau UNCTAD). Hal tersebut tertuang dalam e-Founders Initiative.

Adapun e-Founders Initiative berwujud nyata dalam bentuk pelatihan intensif selama dua minggu yang dilakukan di kantor pusat Alibaba di Hangzhou. Pelatihan ini membekali para pelaku wirausaha dengan informasi seputar cara meningkatkan kemampuan untuk e-dagang, sistem logistik, dan pembayaran melalui ponsel, serta pemanfaatan data untuk memahami preferensi konsumen. Program ini berencana untuk memberdayakan 1.000 wirausaha di negara berkembang dalam lima tahun ke depan.

Masih soal bisnis, internet, dan negara berkembang, pria murah senyum itu juga menjabarkan bahwa faktor penting lainnya dalam mengembangkan bisnis adalah IQ, EQ, dan LQ. IQ adalah hal penting karena berarti seorang wirausaha dapat menciptakan ide bisnis yang dapat direalisasikan dan bertahan saat melewati masa-masa sulit di masa depan.

Sementara EQ atau kecerdasan emosional juga penting. Seorang wirausahawan harus memiliki keterampilan untuk bekerja sama dan menjadi pemimpin yang menginspirasi timnya. Terakhir adalah LQ atau kecerdasan berdasarkan perasaan kasih, sebuah etos kerja yang menggerakan sebuah usaha.

“Di permukaan, hal ini akan terlihat seperti memberikan layanan bisnis saja, padahal tindakan ini menunjukkan sebuah tindakan yang mendahulukan orang lain,” pungkas Jack Ma.

 

(ryn/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *