Sering Nyeri Punggung atau Tulang Belakang, Ini Tindakan yang Mesti Dilakukan

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi
Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, dr. Harun Rosidi, Sp.OT (K) Spine

BOGOR —  Rasa nyeri pada punggung atau tulang belakang memang sangat mengganggu. Aktifitas atau gerakan yang dilakukan pun menjadi terhambat. Hal ini tentu membawa dampak yang kurang baik pada produktifitas diri.

Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, dr. Harun Rosidi, Sp.OT (K) Spine menjelaskan nyeri punggung dapat disebabkan oleh nyeri pada organ sekitar punggung.

Bacaan Lainnya

Organ tersebut berasal dari komponen tulang belakang seperti tulang, bantalan tulang/ disc dan saraf, maupun organ dalam disekitar punggung bawah yang menjalar sehingga menyebabkan nyeri pinggang bawah; Contohnya ginjal dan organ reproduksi wanita seperti ovarium dan jaringan sekitarnya.

Nyeri tulang belakang juga dapat disebabkan adanya bantalan tulang yang pecah atau herniasi (saraf terjepit), cedera tulang belakang, penyempitan kanal tulang belakang, osteoporosis, osteoartritis (radang sendi/ pengapuran sendi).

Pemeriksaan harus segera dilakukan ketika seorang penderita nyeri punggung atau tukang belakang masih merasa sakit setelah minum obat dalam waktu 2-3 hari tidak mengalami perbaikan. “Untuk mengetahuinya secara pasti harus dilakukan diagnosis dengan baik apa penyebabnya,” ujar dr. Harun.

Penanganan pertama yang dilakukan ialah menentukan penyebab rasa sakitnya. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan untul selanjutnya dilakukan tatalaksana dari yang paling sederhana yaitu diberi obat-obatan, latihan fisik atau fisioterapi atau tatalaksana lebih lanjut sepert operasi.

“Pasien akan diberi obat-obatan dan dilatih ototnya dilanjutkan atu bersamaan dengan fisioterapi. Jika tidak membaik dalam 3 bulan maka dianjurkan untuk operasi,” tuturnya.

Salah satu penyebab nyeri pada punggung ialah saraf kejepit. Nyeri yang ditimbulkan pada kondisi ini akan menjalar sesuai dengan jalan sarafnya.

Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan selanjutnya pemeriksaan penunjang seperti radiologi untuk mengetahui adanya pengapuran atau patah pada tulang. Selain itu diterapkan pula pemeriksaan MRI untuk melihat penyakit secara spesifik.

“Di Mayapada Hospital Bogor BMC kita bisa minimal invasif untuk kasus saraf kejepit yang masih stabil. Kita bisa ambil dengan sayatan kecil dibantu oleh kamera. Jepitan saraf bisa diambil dengan sayatan sekitar 1 centimeter saja,” ucapnya.

Selain itu perawatan yang dilakukan pun hanya membutuhkan waktu cukup singkat sekira 1-2 hari saja. Pasien pun langsung bisa beraktifitas kembali pasca perawatan.

Untuk mencegah terjadinya saraf kejepit, dr.Harun menyarankan agar masyarakat bergaya hidup sehat, seperti makan makanan yang sehat cukup kalori, protein vitamin serta mineral seperti calcium dan mengubah kebiasan buruk seperti mengankat beban dan cara duduk yng benar. tidak mengangkat beban berat dengan tenaga/ kekuatan yaitu yang berasal dari punggung bagian bawah melainkan cara yang lebih tepat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *