JAKARTA – Kekhawatiran mengenai kondisi perekonomian Indonesia kembali ramai dibicarakan pasca pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 di bawah ekspektasi, hanya mampu tumbuh 5,06 persen. Perekonomian Indonesia dinilai banyak kalangan, sudah lampu kuning.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyarankan pemerintah tidak mengelak tentang kondisi perekonomian Indonesia yang sedang dalam kondisi tidak baik.
“Seharusnya pemerintah menyadari (tidak resisten). Perekonomian (stagnan-red) bukan semata-mata faktor global saja, tetapi juga dari dalam negeri yang tidak siap hadapi dinamika perekonomian dunia,” kata Bhima, kemarin.
Beberapa negara tetangga, lanjut Bhima, menghadapi tekanan global yang sama. Tetapi, mereka bisa menghadapi tantangan tersebut. Disebutkannya antara lain Vietnam dan Filipina.
“Pertumbuhan ekonomi kedua negara itu tumbuh di atas 6 persen di tengah ketidakpastian perekonomian global,” cetusnya.
Bhima menuturkan, klaim perekonomian dalam kondisi baik bertolak belakang dengan indikator-indikator yang menunjukkan perkembangan yang mengkhawatirkan. Antara lain, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam satu tahun terakhir sebesar -5,6 persen. Pelemahan ini terburuk di Asia.