RADARSUKABUMI.com– Beralas seadanya, warga Situbagendit, Garut, Jawa Barat (Jabar) Herman duduk di emperan trotoar di Jalan Cimanggah, Selabintana, Sukabumi, Rabu (31/7). Agar kulitnya terlindung dari sengatan matahari yang tepat berada di atas ubun-ubun, ia berteduh di bawah pepohonan yang tumbuh rindang sambil menjual barang dagangannya berupa bendera dengan berbagai ukuran.
Widi Fitria, SUKABUMI
Memasuki bulan Agustus, pedagang pernak-pernik hari kemerdekaan bermunculan di trotoar-trotoar Sukabumi. Sebagai agenda tahunan, bendera paling diburu konsumen saat memperingati perayaan HUT RI ke-74.
Salah satu pedagang yang ditemui Radar Sukabumi adalah Herman. Jauh-jauh dari Garut, dirinya mengadu peruntungan dengan membentangkan bendera dagangannya di trotoar Jalan Cimanggah, Salabintana, Sukabumi.
Ia mengaku sudah lima tahun bersama anaknya menjajakan barang dagangan seperti bendera dan umbul-umbul di Sukabumi. Namun tahun ini omzet yang didapat turun drastis akibat sepinya pembeli.
“Tahun ini saya datang ke Sukabumi sejak 24 Juli kemarin, tiap tahun dagang di sini tapi tahun ini penjualan lebih sepi dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Herman.
Pria asal Situbagendit, Garut, Jawa Barat (Jabar) itu mengungkapkan, tahun lalu dalam lima hari dirinya bisa mengantongi keuntungan hingga Rp5 juta.
“Sekarang sudah satu minggu mau ke Agustus masih sepi, paling dapet Rp500ribu. Ada yang beli paling yang lewat aja kaya buat di motor, tetapi untuk instansi atau buat pasang bendera di rumah masih sepi pembeli,” terangnya.
Dirinya menduga, masih sepinya penjualan lantaran tahun ini berbarengan dengan Hari Raya Idul Adha. “Banyak orang yang masih fokus untuk membeli hewan kurban,” ulasnya.
Harga bendera yang dijual bervariasi tergantung ukuran, mulai dari Rp5 ribu hingga Rp75 ribu. Bendera yang dijual mulai dari bendera merah putih ukuran kecil, bendera berukuran 1 meter dan ukuran 1.5 meter, umbul-umbul dan background dengan ukuran bervariatif seperti 5 meter, 8 meter hingga 10 meter.
(*)
