Budidaya Kutu Air Menggiurkan

Rival Zaelani warga Kampung Lemburpasir, RT 03, RW 05, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Lembursitu, membudidayakan kutu air untuk makanan ikan cupang, Minggu (4/10).

SUKABUMI – Rival Zaelani warga Kampung Lemburpasir, RT 03, RW 05, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi, sukses menyulap kutu air (Kutir) menjadi pundi-pundi rupiah. Dalam satu hari, pria lajang ini mampu mengumpulkan keuntungan mencapai ratusan ribu rupiah.

Berawal dari iseng-ising, pria berusia 28 tahun ini mampu menepis kesulitan perekonomian ditengah Pandemi Covid-19 ini dengan memanfaatkan kuman. Binatang air ini ia budidayakan untuk pakan ikan cupang (Betta fish).

Bacaan Lainnya

“Awalnya sih iseng. Sebetulnya saya dulu peternak lele namun karena tidak berjalan, saya manfaatkan bak terpal tempat ternak lele untuk membudidayakan kutu air. Ternak kutu air sudah berlangsung selama satu tahun,” kata Rival kepada wartawan, kemarin (4/10).

Adapun, ide untuk membudidayakan kutu air itu berawal dari kondisi lingkungan yang ia tinggali. Sedangkan, target pemasarannya ia pelajari dari pengalamannya selama bergelut di dunia ikan hias.

“Ya memang kalau ikan cupang (Betta fish) itu makanan terbaiknya ya kutu air dan jentik nyamuk. Kebetulan disini (Lemburpasir) banyak kutu air.

Jadi, saya coba memproduksinya untuk pakan ikan cupang. Alhamdulillah banyak kawan-kawan dari komunitas yang pesan,” ujarnya.

Saat ini, Rival memproduksi sebanyak enam kolam berukuran 4×6 meter. Sekantung plastik penuh kutu air berukuran setengah kilogram dijual Rival dengan harga Rp 10 ribu kepada pelanggannya.

Dalam satu hari ini, mampu menjual sedikitnya 25 sampai 30 kantung. “Sehari saya bisa menjual 25 sampai 30 kantung. Awalnya saya menjual hanya untuk komunitas saja.

Tapi setelah saya coba jual secara online ternyata cukup banyak yang respon. Kebetulan sekarang kan ikan cupang lagi ramai-ramainya,” pungkasnya. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *