BAKTI: Kolaborasi Semua Pihak Diperlukan untuk Atasi Kesenjangan Digital

PROGRAM: Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar beri sambutan dalam Talk Show bertema “Peran Media Dalam mengakselerasi ekonomi digital di daerah 3T”di Kantor BAKTI Kominfo Jakarta, Jumat (15/12).(sri/radarsukabumi)
PROGRAM: Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar beri sambutan dalam Talk Show bertema “Peran Media Dalam mengakselerasi ekonomi digital di daerah 3T”di Kantor BAKTI Kominfo Jakarta, Jumat (15/12).(sri/radarsukabumi)

JAKARTA – Digitalisasi memegang peran penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia maju dan sejahtera, sebagaimana Visi Indonesia Emas 2045. Untuk itu, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) terus berupaya mempercepat pemerataan konektivitas digital melalui pembangunan infrastruktur digital khususnya di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Kendati demikian, konektivitas juga harus diiringi oleh peningkatan literasi untuk mengatasi kesenjangan digital yang terjadi.
Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar mengungkapkan, Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 berkapasitas 150 Gbps yang diluncurkan pada 18 Juni 2023 akan beroperasi dan menjangkau fasilitas layanan publik terutama di daerah 3T mulai akhir tahun ini.

SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps, terbesar di Asia dan ke-5 di dunia bisa dimanfaatkan sebagai layanan akses internet ke-37 ribu titik dengan kecepatan sampai 5 Mbps.

“Untuk mendukung pengoperasian SATRIA-1 dibangun 11 stasiun bumi (gateway) di beberapa wilayah, yaitu, Cikarang Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura,” ujar Fadhilah yang ditemui Radar Sukabumi pada acara Talk Show bertema “Peran Media Dalam mengakselerasi ekonomi digital di daerah 3T” di Kantor BAKTI Kominfo Jakarta, Jumat (15/12).

Selain pengoperasian SATRIA-1, BAKTI Kominfo juga menegaskan komitmennya dalam menyelesaikan proyek pembangunan base transceiver station (BTS) 4G di daerah 3T. BAKTI telah berkoordinasi dan mendapatkan bantuan berupa peninjauan dan pendampingan dari Tim Jamdatun Kejaksaan Agung dan Satuan Tugas (Satgas) BAKTI Kominfo dalam mengkaji setiap opsi maupun langkah yang akan diambil.

Setelah melalui banyak proses dan mengikuti pendampingan serta rekomendasi dari Satgas BAKTI Kominfo, komitmen tersebut berhasil dituangkan lewat penandatangan kontrak operation dan maintenance dengan para mitra untuk pengoperasian BTS 4G.

Penandatanganan kerja sama pengoperasian BTS 4G ini sempat tertunda, lantaran adanya kasus hukum pada pertengahan 2023.

“Dengan dilandasi itikad baik untuk memberikan layanan kepada saudara-saudara kita di daerah 3T, kami menargetkan 5.618 BTS dapat beroperasi dan dirasakan manfaatnya pada 2024. Tentunya pengoperasian BTS ini dengan memenuhi aspek legal, compliance dan kaidah-kaidah keuangan negara,” tutur Fadhilah.

Fadhilah juga mengingatkan, konektivitas digital bukan satu-satunya faktor dalam mengatasi kesenjangan dan mewujudkan transformasi digital di Tanah Air. Selain pemerataan infrastruktur digital, ada faktor lain termasuk persoalan literasi yang juga perlu ditingkatkan untuk mengatasi kesenjangan digital. Untuk itulah diperlukan dukungan dan kerja sama semua pihak termasuk media dalam meningkatkan literasi digital masyarakat.

“Kami meyakini transformasi digital menjadi kunci keberhasilan menuju Indonesia Emas 2045. Namun, digitalisasi tidak hanya menyangkut persoalan pemerataan infrastruktur. Peningkatan literasi juga menjadi penting sehingga masyarakat bisa memanfaatkan infrastruktur digital yang ada dengan baik. Karena itu, kami mengharapkan adanya kolaborasi terutama dari media dalam upaya peningkatan literasi masyarakat dan pengembangan talenta-talenta cakap digital,” papar Fadhilah.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan, Bakti Kominfo mendapat amanat dan memiliki peran strategis dalam pemerataan penyediaan infrastruktur dan layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ini bukan hal mudah, karena menyangkut
bagaimana merencanakan, membangun dan meratakan konektivitas digital.

Setelah itu, bagaimana agar infrastruktur dan layanan TIK tersebut dapat dimanfaatkan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat utamanya di wilayah 3T. Untuk mewujudkan hal tersebut, di satu sisi, BAKTI harus kembali ke jati dirinya menjalankan amanat yang mulia tersebut dengan akuntabilitas yang tinggi dan secara transparan.

Di sisi lain, BAKTI tentu tidak bisa bekerja sendiri dan diperlukan kerja sama dengan semua stakeholder, tak terkecuali media. “Media juga memiliki peran besar untuk menginformasikan dengan baik dan mendorong masyarakat memanfaatkan infrastruktur dan layanan yang
dibangun oleh BAKTI guna mensejahterakan masyarakat di seluruh penjuru tanah air,” tandas Heru. (sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *