Erdogan Kembali Terpilih Jadi Presiden Turki

Presiden Recep Tayyip Erdogan kembali memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Turki. Seperti dilansir Al Jazeera pada Senin, (25/6), Erdogan menjadi presiden eksekutif pertama Turki setelah memenangkan lebih dari setengah suara.

Sebelumnya, kantor berita Anadolu melaporkan Erdogan meraup suara 52,5 persen. “Demokrasi kami telah menang, kemauan rakyat telah menang, Turki telah menang,” kata Erdogan kepada kerumunan pendukungnya yang antusias di Ibu Kota Ankara.

Bacaan Lainnya

Erdogan mengucapkan terima kasih kepada warga Turki yang memberikan suara mereka dalam pilpres tersebut. Sebelum menuju Ankara, Erdogan, yang telah memerintah Turki selama lebih dari 15 tahun juga pernah menjabat sebagai perdana menteri dan presiden.

Ia berbicara kepada kerumunan pendukungnya yang bersorak-sorai. Bendera-bendera Turki berkibar dari atas sebuah bus di kota terbesar di negara itu, Istanbul.

“Saya bersyukur kepada Tuhan karena menunjukkan kepada kita hari yang indah ini,” ujar warga Turki, Ahmet Dindarol, 35 tahun.

Pria itu bergabung dalam perayaan di depan markas Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di Istanbul. “Kami memilih Recep Tayyip Erdogan sebagai presiden eksekutif pertama Turki. Kami berdoa sangat banyak untuknya,” kata Dindarol.

Pesaing kuat Erdogan, Muharrem Ince dari Partai Rakyat Republik (CHP) hanya meraih 30,8 persen suara. Lalu diikuti oleh Selahattin Demirtas dari Partai Rakyat Demokrat (HDP) dengan 8,1 persen suara, dan diikuti Partai Kebaikan (IYI) dengan 7,4 persen suara.

Ketiga partai oposisi besar menuduh ada pihak yang memanipulasi hasil pilpres. Namun Erdogan menolak tudingan tersebut.

“Saya berharap tidak ada yang akan mencoba membayangi hasil pilpres dan membahayakan demokrasi untuk menyembunyikan kegagalan mereka sendiri,” kata Erdogan dalam pidatonya.

Lebih dari 56 juta pemilih memenuhi syarat untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan, yang diajukan oleh lebih dari 18 bulan oleh parlemen yang dikuasai Partai AK pada bulan April. Pemungutan suara itu menandai pertama kalinya pemilih Turki memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden dan parlemen secara bersamaan, sejalan dengan perubahan konstitusi yang disetujui dalam referendum tahun lalu yang akan mengubah sistem parlemen negara itu menjadi presiden eksekutif.

Sistem baru diatur untuk menyerahkan kekuasaan eksekutif kepada presiden. Serta menghapuskan kementerian utama dan menghapus peran pengawasan parlemen. Artinya, otoritas Erdogan sebagai presiden terpilih menjadi semakin kuat.

(ina/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *