Tinjau Lokasi Bencana Pergeseran Tanah, Hasim Adnan Temukan Ini

SUKABUMI – Bencana alam pergerakan tanah di Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi mengundang keprihatinan banyak kalangan. Salah satunya dari Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hasim Adnan.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun langsung terjung ke lokasi lokasi bencana, Minggu (7/2). Dirinya ingin memastikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat turut ambil bagian sesuai dengan kewenangannya terkait dengan penanggulangan bencana ini.

Bacaan Lainnya
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hasim Adnan (pakai masker putih) saat berbincang dengan tim BPBD.

 

Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, pergesaran tanah ini terjadi di beberapa lokasi. Diantaranya di Kampung Ciherang Desa Cijangkar, Desa Kertaangsana dan Desa Mekarsari. Untuk di Kampung Ciherang, saat ini terdapat 20 rumah terdampak dan sekitar 103 rumah berada dalam posisi terancam.

Hasim mengatakan, bencana ini merupakan urusan kemanusiaan. Untuk itu, ia berjanji akan berkomunikasi dengan para anggota legislatif lintas partai baik anggota DPRD maupun DPR RI untuk berkoordinasi lintas sektor dan secepatnya mendorong pemerintah agar segera memberikan solusi untuk korban terdapak dan terancam dari bencana pergeseran tanah ini.

“Selain distribusi bantuan logistik dari provinsi, saya juga ingin mengetahui sudah sejauh mana upaya pemerintah terkait penyiapan hunian sementara dan hunian tetap untuk warga yang terdampak bencana ini,” tegas Hasim.

Menurutnya, dalam kegiatan kebencanaan selain aspek tanggap darurat, pemerintah juga harus memikirkan upaya mitigasi bencana serupa. Agar dikemudian hari, potensi bencana susulan dan kejadian serupa di pusat-pusat permukiman warga dapat dihindari.

“Saya akan meminta pemerintah agar segera menyiapkan tim untuk melakukan kajian lebih lanjut terkait bencana pergeseran tanah ini. Dimana, tim tersebut akan menggali apa saja yang menjadi faktor penyebab pergeseran tanah ini. Karena mungkin saja ini ada hubunganya dengan kesalahan dalam penataan ruang yang kemudian memicu sesar Cimandiri menjadi lebih aktif,” tutupnya.(nur)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *