Ia menambahkan, biasanya pemerintah menetapkan kenaikan tarif dari 30 sampai 50 persen dan kenaikan biasanya dari H-7 lebaran. “Sehingga apabila ada yang menaikan tarif nya tentunya akan ada sanksi yang diberikan dari mualai administratif hingga pencabutan izin trayek,” pungkasnya.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat hingga kini masih belum menaikan tarif angkutan umum menjelang Idul Fitri. Bila ada perusahaan angkutan yang menaikan tarif sepihak, diharapkan masyarakat melaporkannya.
Hal serupa juga terjadi di Kabupaten SUkabumi. Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, harga ongkos bus MGI jurusan Sukabumi – Pelabuhanratu sudah mengalami peningkatan sejak kemarin (7/6). Peningkatan tarif ongkos tersebut, dipicu dengan membludaknya jumlah pemudik jelang hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah.
Seorang petugas kontrol Bus MGI, Edu (21) mengatakan, peningkatan harga ongkos untuk jurusan Sukabumi – Pelabuhanratu ini, merangkak naik dari Rp30 ribu menjadi Rp40 ribu. “Kenaikan ini, baru berlangsung hari ini,” jelas Edu saat disambangi Radar Sukabumi di Pos Kontrol Bus MGI Lembursitu, kemarin (7/6).
Menurut Edu, kenaikan harga ongkos Bus MGI sudah menjad agenda setiap jelang lebaran. “Kenaikan ongkos untuk trayek Bus MGI ini, sudah ditentukan dari pimpinan pusat perusahaan Bus MGI,” ujarnya.
Otomatis, kenaikan harga tersebut juga dirasa sangat memberatkan para pemudik. Muhammad Anin (36) warga Kecamatan Cisolok misalnya, lelaki yang mengaku akan pulang ke kampung halamannya setelah bekerja di Bandung ini mengatakan, jika untuk mendapatkan tiket bus MGI saja, dia harus merogoh kocek hingga Rp40 ribu.
Padahal, jika hari biasa, tiket tujuan Sukabumi – Pelabuhanratu hanya dibandrol dengan harga Rp30 ribu. Meski demikian, dia mengaku tetap membeli tiket bus tersebut, demi bisa merayakan Lebaran di kampung halamannya. “Mau gimana lagi. Walaupun mahal, ya tetap saya beli. Dari pada enggak pulang, kasian keluarga sudah menunggu dirumah,” katanya.(cr16/cr13/t)
