Tanjakan Emen Berganti Nama

Tanjakan Emen mendadak jadi sorotan. Ya, selepas kecelakaan yang menewaskan 27 orang Sabtu lalu, ruas jalan yang berlokasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, itu menjadi perbincangan publik.

Tak sedikit yang mengaitkan peristiwa nahas tersebut dengan keangkeran Tanjakan Emen. Maklum, sudah banyak pengendara yang menjadi korban.

Bacaan Lainnya

Berangkat dari hal itu, sejumlah Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat sepakat mengganti nama Tanjakan Emen.

Wakil Ketua Komisi, Daddy Rohanady mengatakan, perubahan nama tersebut dilakukan untuk mengubah image tanjakan yang selama ini dikesankan angker dan penuh mistis.

Daddy juga mengaku sudah berembuk bersama Direktur Jenderal Perhubungan (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi.

Sejumlah Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan ke Tanjakan Emen, Rabu (14/2) (RMOL Jabar)

“Mulai saat ini kami sepakat dengan Pak Dirjen Hubdar, nama Tanjakan Emen kami ganti menjadi Tanjakan Aman,” ujar Daddy ketika melakukan kunjungan ke Tanjakan Emen sebagaimana dilansir RMOl Jabar (Jawa Pos Grup), Kamis (15/2).

Sebagai informasi, Emen adalah nama panggilan seorang purnawirawan TNI yang kemudian menjadi sopir truk.

Nama aslinya Taslim. Pada tahun 1965, dia mengalami kecelakaan di tanjakan tersebut hingga meninggal dunia.

Keluarga Taslim keberatan nama Emen (Taslim) selalu dikaitkan dengan kecelakaan yang terjadi. Mereka menilai seolah-olah Emen memberi andil pada kecelakaan tersebut.

Dalam kunjungan yang juga dihadiri sejumlah Anggota DPRD Provinsi Jabar itu, turut digelar pula Yasinan (pengajian membaca surah Yasin). Hadir pula masyarakat Kampung Aster, kepala desa, camat, dan korlantas polsek setempat.

Daddy mengungkapkan, Tanjakan Emen sangat rawan kecelakaan. Selain tikungan yang cukup tajam, ruas jalan tersebut kemiringannya cukup curam.

Menurutnya, harus ada beberapa alternatif agar kejadian kecelakaan di wilayah tersebut bisa ditekan. Serta, ke depan harus ada solusi baru dari alternatif jalur tersebut.

“Tanjakan itu harus dilengkapi dengan beberapa sarana pengamanan, misalnya rambu-rambu peringatan atau pun rambu save-front,” beber dia.

Selain itu, di ruas jalan ini rencananya akan dibangun pula areal escape (tempat penyelamatan darurat).

“Bahkan, sedang disusun perencanaan untuk jalur alternatif. Semua itu bertujuan agar tidak terjadi lagi kecelakaan, khususnya di lokasi, dan umumnya di sepanjang ruas jalan yang cukup panjang tersebut,” tutup dia.

(mam/jpg/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *