Prediksi Final Euro 2020 Inggris vs Italia, Beda Gaya Beda Pengalaman

final Euro
Pratinjau final Euro 2020 antara Inggris dan Italia. ANTARA(Reuters/Anand Katakam/pri.

JAKARTA — Kedua tim memang berbeda gaya bermain, namun memiliki kemiripan dalam perjalanan menuju final Euro 2020 di Stadion Wembley, Senin dini hari pukul 02.00 WIB.

Baik Inggris maupun Italia memasuki putaran final Euro 2020 dari titik nadir sejarah sepak bola mereka yang sama-sama membuat suporter kecewa berat.

Bacaan Lainnya

Tetapi bagi pemain-pemain yang merasakan kepahitan akibat gagal pada turnamen sebelumnya, trauma tentu masih membekas.

“Jika saya teringat kepada Euro yang terakhir ketika kami disingkirkan Islandia, itu masih menghantui saya,” kata bek kanan Kyle Walker seperti dikutip Reuters. “Tapi kini kami jauh lebih matang.”

Roberto Mancini juga berangkat dari kemuraman setelah Italia gagal mencapai putaran final Piala Dunia di Rusia karena tim Gian Piero Ventura dikalahkan Swedia dalam playoff.

Seperti Southgate, Mancini mengalihkan perhatian kepada pemain muda. Namun pengaruh terbesarnya kepada Azzurri adalah gaya bermain yang jauh lebih atraktif.

Revolusi yang dilakukan Mancini tak merusak fundamental Azzurri dengan maish mempertahankan dua gladiator pertahanan berpengalaman Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci. Dua orang ini menjadi simbol masih adanya catenaccio di dalam tim yang eksplosif menyerang. Italia pun tak terkalahkan dalam 33 pertandingan terakhir.

Kalau Inggris sudah separuh langkah menuju juara, demikian pula dengan Italia. Namun, Azzurri punya rapor yang bagus selama bertemu Inggris yang sudah empat kali mereka kalahkan dalam turnamen besar.

Kalau Inggris hanya satu kali mencapai final turnamen besar yang mereka menangkan pada Piala Dunia 1966, maka bagi Italia, partai final adalah rutinitas di mana final Euro 2020 adalah final kesepuluhnya dalam turnamen besar.

“Awalnya ketika dia bilang pada kepada kami agar memikirkan menjadi juara Euro, kami anggap dia gila,” kata Chiellini. “Namun bertahun-tahun kemudian dia telah menciptakan tim yang kini hampir melakukan hal itu.”

Ya, kalau Inggris sudah separuh langkah menuju juara, demikian pula dengan Italia. Namun Azzurri punya rapor yang bagus selama bertemu Inggris yang sudah empat kali mereka kalahkan dalam turnamen besar.

Tetapi mereka kini harus menghadapi Inggris yang disokong 60.000 penonton yang sangat pro-Inggris.

Italia tak gentar karena sudah terbiasa menjalani final di negeri orang. Dari lima kali menjuarai Piala Dunia dan Piala Eropa, tiga di antaranya terjadi di luar Italia yang semuanya pada Piala Dunia; 1938 di Prancis, 1982 di Spanyol dan 2006 di Jerman.

Skenario pertandingan

Di luar Leonardo Spinazzola yang cedera ketika melawan Belgia, Italia tidak direpotkan oleh masalah kebugaran pemain-pemainnya. Roberto Mancini memiliki skuad sepenuhnya siap diturunkan melawan Inggris dalam formasi 4-3-3.

Di depan gawang, Gianluigi Donnarumma tak tergantikan. Sedangkan dua bek tengah Leonardo Bonucci dan kapten Giorgio Chiellini akan membentuk barikade pertahanan untuk menghentikan Harry Kane. Mereka akan diapit oleh bek kanan Giovanni Di Lorenzo dan bek kanan Emerson Palmieri, tapi Emerson bisa menjadi titik lemah yang bisa dieksploitasi oleh Inggris.

Untuk lini kedua, Italia mempertahankan trio gelandang yang menjadi fondasi permainan Azzurri. Dengan demikian, Jorginho kembali mengisi menghentikan Inggris dalam membangun serangan dari tengah sembari membantu Italia mengendalikan lalu lintas bola lewat kemampuannya dalam mendikte tempo permainan Sedangkan Nicolo Barella dan Marco Verratti,ditugaskan melancarkan tekanan ke daerah pertahanan Inggris sampai tak bisa beroperasi di jantung pertahanan Italia. Duet ini juga tenaga-tenaga kreatif dalam membebaskan para penyerang untuk leluasa merusak lini belakang Inggris.

Kalau Inggris sudah separuh langkah menuju juara, demikian pula dengan Italia. Namun, Azzurri punya rapor yang bagus selama bertemu Inggris yang sudah empat kali mereka kalahkan dalam turnamen besar.

Statistik pertemuan kedua tim

Kedua tim hanya sekali bertemu pada fase gugur turnamen besar ketika Italia menang adu penalti dalam Euro 2012 di Ukraina.

Pertemuan pertama mereka dalam turnamen besar terjadi pada Euro 1980 ketika Marco Tardelli memperdaya kiper Inggris Peter Shilton untuk menang 1-0 dalam fase grup.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *