PKS Kabupaten Sukabumi Soal Isu Pembubaran MUI: Sangat Aneh, Tidak Ada Relevansinya

Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi M Sodikin. FOTO: UNTUK RADAR SUKABUMI

SUKABUMI – PKS Kabupaten Sukabumi menanggapi isu pembubaran Majelis Ulama Indoneisa (MUI). Diketahui bahwa isu ini berhembus usai peristiwa penangkapan Anggota Komisi Fatwa MUI dr Ahmad Zain Najah oleh Densus 88 Antiteror dengan dugaan keterlibatan tindak pidana terorisme.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD PKS Kabupaten Sukabumi M Sodikin mengatakan, pihaknya menyayangkan isu tersebut. “Menurut saya, isu pembubaran MUI saya kira sangat aneh,” kata Sodikin kepada Radar Sukabumi, Jumat (19/11).

Bacaan Lainnya

Sodikin menjelaskan, perlu adanya pemahaman yang baik dan benar dalam membedakan kasus personal dengan lembaga. Sehingga dugaan yang ditujukan kepada Ahmad Zain Naja dengan lembaga MUI disebut tidak relevan.

“Perlu dibedakan antara orang per orang dengan lembaga. Apakah ada hubungan atau tidak,  bisa jadi tidak ada relevansinya,” jelas Sodikin.

Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi menegaskan bahwa MUI adalah wadah berkumpulnya para ulama di Indonesia. Tentu para pengurus yang ada di MUI adalah ulama yang dihormati oleh umat muslim di Indonesia.

“Sangat disayangkan. MUI lembaga yang sah tempat berhimpunnya para Ulama yang kita hormati dan banggakan,” tuturnya.

Lebih lanjut, adanya isu pembubaran MUI lantas dikaitkan dengan Islamphobia. Sodikin sendiri beranggapan bahwa bangsa Indonesia sudah dewasa dan cerdas dalam mencerna isu-isu dan masalah yang ada, khususnya yang berkaitan dengan agama. Termasuk mengaitkan aksi terorisme dengan sentimen agama tertentu.

“Bangsa ini sudah matang harusnya  tidak perlu menguras energi mengurusi isu seperti itu.  Jangan sampai mengeneralisir kasus kedalam hal  yang tidak seharusnya,” ujarnya.

Sodikin pun mengajak kepada umat muslim di Indonesia khususnya Kabupaten Sukabumi untuk tidak terpancing dalam isu-isu yang hanya dapat merugikan semua pihak. Terlebih lagi saat ini pandemi Covid-19 masih menjadi problem penting yang harus dihadapi bersama-sama karena salah satu efek dominonya adalah perekonomian dan lapangan kerja.

“Optimis umat Islam dan pemerintah lebih bijaksana dalam hal ini. Yang justru harus kita dorong bersama ditengah situasi pandemi Covid-19 dan ekonomi saat ini adalah bersatu berjuang bersama dalam mewujudkan cita-cita dan masa depan bangsa,” tuntasnya. (izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *