Pelajar di Sukabumi Bertaruh Nyawa Melintasi Sungai Citalahab

Pelajar Desa Bojongsari Sukabumi
Sejumlah warga Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, terpaksa menggendong anaknya saat melintasi sungai Citalahab untuk dapat belajar ke sekolahnnya pada Jumat (24/06).

Tim Percepatan Pembangunan Jabar Akan Bangun Jembatan di Sungai Citalahab

SUKABUMI – Kondisi puluhan siswa dari tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta Madrasah Aliyah (MA) di wilayah Kecamatan Nyalindung, yang bertaruh nyawa demi berangkat ke sekolahnya dengan melintasi sungai Citalahab, tepatnya di Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, telah menuai perhatian semua kalangan.

Ketua Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kecamatan Nyalindung, Bambang Rudiansah kepada Radar Sukabumi mengatakan, setelah mendapatkan laporan soal kondisi puluhan pelajar yang bertaruh nyawa saat berangkat ke sekolah dengan melintasi sungai dengan panjang sekitar 40 meter itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Sukabumi, Hasim Adnan yang juga merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat langgsung melaporkannya ke Tim Percepatan Pembangunan Jabar .

Bacaan Lainnya

“Setelah itu, kami bersama-sama langsung turun ke lapangan bersama kepala desa beserta tokoh masyarakat untuk mengecek dan melihat kondisi sungai yang kerap dilintasi puluhan siswa tersebut,” kata Bambang kepada Radar Sukabumi pada Kamis (21/07).

Setelah melakukan survai lokasi, sambung Bambang, akhirnya ia kembali menyampaikan persoalan tersebut ke Tim Percepatan Pembangunan Jawa Barat.

Tidak lama setelah itu, Tim Percepatan Pembangunan Jawa Barat, langsung turun melalui Vertical Rescue untuk melihat dan survai langsung ke lokasi. Ini sengaja dilakukan untuk mengetahui secara pasti dan memperkirakan berapa biaya untuk pembangunan jembatan yang melintasi sungai Citalahab tersebut.

“Kalau untuk anggaranya diestimasikan membutuhkan sekitar Rp150 juta untuk pembangunan jembatan gantung itu. Kalau untuk waktunya, belum tahu secara jelas. Namun demikian, pembangunan jembatan itu akan menjadi skala prioritas.

Lantaran, akses jembatan itu sangat dibutuhkan bukan hanya untuk akses pendidikan saja. Tetapi, juga merupakan salah satu penunjang ekonomi warga dari dua desa di Kecamatan Nyalindung. Yakni Desa Sukamaju dengan Desa Bojongsari,” paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan siswa dari tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta Madrasah Aliyah (MA) di wilayah Kecamatan Nyalindung, terpaksa harus melintasi sungai Citalabah untuk dapat belajar ke sekolahnya. Ini terjadi, lantaran jembatan bambu yang biasanya mereka gunakan untuk melintasi sungai tersebut, rusak setelah diterjang banjir bandang pada beberapa bulan lalu.

Kepala Desa Bojongsari, Asep melalui Kaur Keuangan Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Abdul Azis mengatakan, sedikitnya 20 lebih siswa dari tingkat SD dan MTs serta MA yang berasal dari Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, harus bertaruh nyawa saat berangkat ke sekolah. “Kalau jumlah siswanya, kayanya lebih dari 20 siswa.

Karena, mereka selain untuk sekolah ke SDN Tanggeng Desa Bojongsari, juga banyak yang belajar ke sekolah MTs Lingkungan Hidup dan MA Lingkungan Hidup yang berada di wilayah Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung,” kata Abdul Azis kepada Radar Sukabumi.

Menurut Abdul Azis, karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju sekolah, merekapun dapat dipastikan hanya bisa berangkat ke sekolah pada saat musim kemarau saja.

Namun, ketika musim penghujan tiba, maka para pelajar ini terpaksa harus meliburkan diri karena alasan keselamatan. Terlebih lagi, jika terjadi banjir bandang.

“Puluhan siswa dari Kampung Cipiit itu, setiap pergi dan pulang sekolah melintasi sungai Citalahab yang memiliki lebar sekitar puluhan meter. Meski para siswa sudah berpakaian seragam dari rumah, mereka terpaksa membuka sepatunya untuk melintasi sungai. Sementara untuk kedalam sungai saat normal setinggi betis orang dewasa,” ujarnya.

Tidak adanya jembatan penyebrangan di sungai Citalahab ini, membuat masyarakat selalu merasa was-was. Untuk itu, warga yang tinggal di wilayah Kampung Cipiit selalu mengantar dan menjemput. Bahkan sesekali sering membantu menggendong siswa saat menyebrang sungai tersebut dengan menggunakan tali dari sling baja.

“Puluhan siswa yang bertaruh nyawa dengan melintasi sungai tersebut ini, sudah berlangsung lima hari. Iya, mudah-mudahan ada segera bantuan dari pemerintah untuk membangun jembatan permanen di Sungai Citalahab ini,” pungkasnya. (Den)

Ketua DPC PKB Kabupaten Sukabumi Hasim Adnan
Ketua DPC PKB Kabupaten Sukabumi Hasim Adnan bersama Ketua DPAC Kecamatan Nyalindung PKB Bambang Rudiansah serta kepala desa dan tokoh masyarakat saat survei ke Sungai Citalab di Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung.

Pos terkait