Pelajar di Desa Bojongsari Sukabumi Bertaruh Nyawa Melintasi Sungai Citalahab, Untuk Pergi ke Sekolah

Pelajar Desa Bojongsari Sukabumi
Sejumlah warga Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, terpaksa menggendong anaknya saat melintasi sungai Citalahab untuk dapat belajar ke sekolahnnya pada Jumat (24/06).

SUKABUMI – Puluhan siswa dari tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta Madrasah Aliyah (MA) di wilayah Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi terpaksa harus melintasi sungai Citalabah untuk dapat belajar ke sekolahnya.

Ini terjadi, lantaran jembatan bambu yang biasanya mereka gunakan untuk melintasi sungai tersebut, rusak setelah diterjang banjir bandang pada Minggu (19/06) lalu.

Bacaan Lainnya

Kepala Desa Bojongsari, Asep melalui Kaur Keuangan Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Abdul Azis mengatakan, sedikitnya 20 lebih siswa dari tingkat SD dan MTs serta MA yang berasal dari Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, harus bertaruh nyawa saat berangkat ke sekolah.

“Kalau jumlah siswanya, kayanya lebih dari 20 siswa. Karena, mereka selain untuk sekolah ke SDN Tanggeng Desa Bojongsari, juga banyak yang belajar ke sekolah MTs Lingkungan Hidup dan MA Lingkungan Hidup yang berada di wilayah Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung,” kata Abdul Azis kepada Radar Sukabumi pada Jumat (24/06).

Menurut Abdul Azis, karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses menuju sekolah, merekapun dapat dipastikan hanya bisa berangkat ke sekolah pada saat musim kemarau saja. Namun, ketika musim penghujan tiba, maka para pelajar ini terpaksa harus meliburkan diri karena alasan keselamatan. Terelebih lagi, jika terjadi banjir bandang.

“Puluhan siswa dari Kampung Cipiit itu, setiap pergi dan pulang sekolah melintasi sungai Citalahab yang memiliki lebar sekitar 20 meter. Meski para siswa sudah berpakaian seragam dari rumah, mereka terpaksa membuka sepatunya untuk melintasi sungai. Sementara untuk kedalam sungai saat normal setinggi betis orang dewasa,” ujarnya.

Tidak adanya jembatan penyebrangan di sungai Citalahab ini, membuat masyarakat selalu merasa was-was. Untuk itu, warga yang tinggal di wilayah Kampung Cipiit selalu mengantar dan menjemput. Bahkan sesekali sering membantu menggendong siswa saat menyebrang sungai tersebut dengan menggunakan tali dari sling baja.

“Puluhan siswa yang bertaruh nyawa dengan melintasi sungai tersebut ini, sudah berlangsung lima hari. Iya, mudah-mudahan ada segera bantuan dari pemerintah untuk membangun jembatan permanen di Sungai Citalahab ini,” pungkasnya. (Den/radar sukabumi)

Pelajar Desa Bojongsari Sukabumi
Sejumlah warga Kampung Cipiit, RT 04/RW 06, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, terpaksa menggendong anaknya saat melintasi sungai Citalahab untuk dapat belajar ke sekolahnnya pada Jumat (24/06).

Pos terkait